News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Bulu Tangkis

Wasit dan Pelatih Bulutangkis Ukraina Ceritakan Pengalamannya Ketika Terjadi Invasi

Penulis: Niken Thalia
Editor: Husein Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Aksi Artem Pochtarov pebulutangkis andalan dari Ukraina.

TRIBUNNEWS.COM - Adanya invasi Rusia ke Ukraina sisakan kisah sedih dari wasit dan pelatih bulutangkis Ukraina.

Dilansir badmintoneurope.com, Natalia Rakytianska seorang wasit kala itu berada di Dnipro, salah satu kota di Ukraina yang berhasil kabur ke Kyiv.

Selain itu, Tetyana Potapenko seorang pelatih juga berada di Dnipro untuk bermain di Piala Ukraina, namun dipaksa melarikan diri ketika ada invasi.

Sama halnya bagi Mykhailo Sterin seorang pelatih yang juga berada di Dnipro dan memutuskan untuk bertahan di kota tersebut bersama anak-anak bulutangkis.

Baca juga: Konfederasi Bulu Tangkis Eropa (BEC) Tanggapi Konflik Rusia-Ukraina

Baca juga: BEC Nyatakan Federasi Bulu Tangkis Rusia dan Belarus Tak akan Ikut Berpartisipasi dalam Kongres

Natalia sebagai seorang wasit menerangkan bahwa kala itu tak mengerti apa yang harus ia lakukan.

Awalnya, ia datang ke Dnipro untuk turut untuk mengkuti perhelatan Piala Nasional.

Akan tetapi, mendengar kabar dari kawan akan adanya invasi, ia segera memutuskan untuk naik kereta.

"Saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan," kata Natalia.

"Setelah beberapa pemikiran, saya memutuskan untuk naik kereta api, dan saya beruntung mendapat kereta terakhir yang pergi ke Kyiv," tambahnya.

Aksi Artem Pochtarov pebulutangkis andalan dari Ukraina. (Website Resmi badmintoneurope.com)

Ia menerangkan bahwa hal yang paling menantang ketika akan terjadi perang adalah memutuskan apa yang akan kita lakukan.

Selanjutnya ia memutuskan untuk bergerak lebih dekat dengan orang yang dia cintai.

"Saya bingung memutuskan untuk pergi ke Vinnytsia tempat orang tua saya tinggal tetapi di sana ada pangkalan militer besar, atau menuju ke barat Ukraina, lalu tinggal di Dnipro atau pergi kembali ke Kyiv," tutur Natalia soal kebingungannya.

"Namun, kucing saya tinggal di rumah di Kyiv, jadi saya memutuskan untuk kembali dan menyelamatkannya. Setelah itu, saya meninggalkan Kyiv dan pergi ke orang tua saya," tambahnya.

Selain itu, Potapenko pun menerangkan bahwa ia berada di Dnipro untuk mengikuti Piala Ukraina.

Saat itu, pukul 6 pagi ia terbangun karena ramai orang mengatakan untuk melarikan diri dengan cepat.

"Saya menerima pesan yang mengatakan bahwa kami harus melarikan diri dengan cepat. Kami memutuskan untuk meninggalkan Dnipro," tutur Potapenko.

"Akan ada kemacetan lalu lintas di kota-kota dan di pom bensin," kata Potapenko.

Namun akhirnya ia berhasil sampai ke Mikolayiv sebuah kota di sebelah selatan Ukraina di mana tempat ia tinggal dan melatih.

Ia menceritakan tentang bagaimana yang ia rasakan ketika terjadi invasi.

"Pada hari pertama, sangat takut dan gugup. Saya tidak tidur, sakit, dan tidak bisa makan," kata Potapenko.

"Beberapa orang yang tinggal di daerah saya, kami bertemu di ruang bawah tanah, sementara yang lain tinggal di rumah, mereka sudah terbiasa dengan sirene dan ledakan," tambahnya.

Akan tetapi, ia mengaku kini orang-orang sudah beradaptasi dan bahwa mereka saling berhubungan dengan komunitas bulutangkis Ukraina.

Pelatih Mykhailo Sterin juga menerangkan pengalamnnya bersama anak-anak asuhnya ketika bertolak ke Dnipro dan terjadi invasi.

Saat itu, ia memutuskan untuk tinggal di Dnipro karena pulang bukan solusi yang tepat.

Ia menerangkan sebelumnya telah merasakan adanya firasat akan terjadi sesuatu makanya ia memenuhi bahan bakar mobilnya.

Namun, ia mengaku bahw anak asuhnya kini telah tenang dan mengerti situasi dan kondisi.

Bahkan, Sterin juga menerangkan soal Kota asalnya, Kharkiv telah di bom.

Kini, ia berusaha bertahan dan hanya percaya dan terus bertahan hingga hari-hari berikutnya.

(Tribunnews.com/Niken Thalia)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini