Tak Ada Lagi Atlet Titipan, Pembinaan Atlet dalam DBON Terapkan Seleksi Objektif
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Majid
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Program Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) yang terutang dalam Peraturan Presiden (Perpres) nomor 86 tahun 2021 segera direalisasikan.
Program yang salah satu tujuannya untuk meraih prestasi olahraga Indonesia di tingkat Olimpiade itu akan memasuki tahap seleksi atlet.
Atlet-atlet yang diseleksi pun hanya dilakukan pada anak usia 12 tahun atau kelas 1 SMP.
Nantinya atlet yang terseleksi akan ditempa atau melakukan pembinaan panjang pada sentra pembinaan yang telah ditetapkan.
Baca juga: Tinjau Fasilitas Olahraga di UNJ, Menpora: Laboratorium Sport Science di Sini Luar Biasa
Dalam hal ini, sentra pembinaan atlet akan dilakukan pada Perguruan Tinggi yang dilengkapi fasilitas atau laboratorium olahraga.
“Kami akan mulai implementasi DBON di tahun ajaran baru kira-kira sekitar Juni tapi harus kami persiapkan dari sekarang dan dalam DBON itu awalnya dari talenta ditingkatkan sekolah dari sekitar 250 ribu orang dari seluruh Indonesia bisa dari tempat-tempat yang kami sediakan maupun yang disiapkan dari pemerintah provinsi kabupaten/kota,” kata Menpora Zainudin Amali di UNJ, Jakarta, Senin (28/3/2022).
“Yang akan kami rekrut mulai dari anak-anak kelas 1 SMP. Dari 250 ribu ini akan terseleksi menjadi 37 ribu, terseleksi lagi menjadi 3.750 kemudian menjadi 750 dan akhirnya itu menjadi 150 atlet elit Nasional,” jelasnya.
Atlet-atlet yang sudah dipilih tersebut seluruhnya akan dibiayai negara, bahkan mereka mendapatkan uang saku setiap bulannya.
Untuk itu, Menpora menegaskan tahapan seleksi dilakukan secara ketat, objektif sehingga atlet yang terpilih benar-benar diarahkan menjadi atlet yang andal di cabornya dan siap menjalani pembinaan jangka panjang.
“Sekarang kami tinggal persiapkan persyaratannya jadi perekrutannya belum dilakukan. Yang pasti persyaratan sangat ketat karena ini semua akan diurus oleh negara, mereka akan dibiayai sepenuhnya oleh negara maka tidak boleh lagi pakai ukuran subjektif, oh ini ponakannya pelatih, ini tetangganya dan sebagainya,” ujar Menpora.
“Hal seperti itu kami hindarkan jadi kalau memang benar-benar bertalenta yang bagus, ya kami ambil kalau tidak kami akan beritahu orangtuanya, dia tidak cocok berkarier di atlet,” jelasnya.