TRIBUNNEWS.COM - Performa mengkilap Enea Bastanini pada awal MotoGP 2022 memicu ekspektasi tinggi disematkan kepadanya.
Maklum, sebagai rider asal Italia, pemilik nomor #23 itu diharapkan mampu memutus dominasi rider Spanyol.
Di sisi lain, Enea Bastianini memiliki tanggung jawab untuk mengakhiri paceklik gelar juara yang dialami pembalap Negeri Pizza di ajang MotoGP.
Bastianini, merupakan pembalap dengan kemenangan terbanyak sementara di MotoGP 2022. Dia mengemas dua podium kemenangan saat melibas Sirkuit Losail, Qatar dan COTA, Amerika.
Baca juga: MotoGP 2022: Fabio Quartararo Ngeluh Jeleknya M1 yang Tak Ramah di Segala Lintasan
Baca juga: MotoGP Amerika 2022 - Jack Miller Puji Kemahiran Enea Bastianini dalam Mengatur Ban
Kini, pembalap yang menggawangi Gresini Ducati itu memuncaki klasemen MotoGP 2022 dengan koleksi 61 angka.
Dia unggul lima angka dari pesaing terdekatnya, Alex Rins (Suzuki Ecstar).
Meski usianya masih 24 tahun dirinya sudah mampu bersaing dengan pembalap senior lainnya.
Tak salah jika sang manajer, Carlo pernat memberikan pujian bahwa ridernya itu bak pembalap senior di MotoGP.
Faktanya, MotoGP 2022 menjadi tahun kedua bagi Bastianini berkiprah di kelas para raja.
Ducati jelas puas melihat kinerja apik dari pembalapnya itu. Apalagi Bestia 'hanya' dibekali spek motor Desmosedici tahun lalu.
Namun justru performa Desmosedici GP21 lebih yahud ketimbang GP22. Ditunggangi Jack Miller dan Bagnaia, Desmosedici GP22 tak benar-benar maksimal performanya.
Bastianini sendiri memiliki tangan kanan pada diri sang mekanik, Alberto Giribuola.
Kemampuan menaikkan kecepatan di sepertiga akhir balapan, menjadi salah satu kekuatan Bastianini. La Bestia (The Bestia), julukan Bastianini, sudah mulai melakukan ini sejak 2021 lalu.
Dengan teknik ini, pembalap berusia 24 tahun itu mampu menciptakan strategi penyelesaian balapan yang tidak mampu diantisipasi para rivalnya.
Namun yang menjadi pertanyaan, apakah Bestia bisa mengakhiri keterpurukan pembalap Italia di pentas MotoGP.
Maklum terakhir kali rider Azzurri meraih gelar juara dunia ialah musim 2009, saat itu mahkota juara diraih Valentino Rossi bersama Yamaha.
Kini, 13 tahun sudah tak ada pembalap asal Italia yang mampu menjadi kampiun.
Dominasi rider Spanyol sangat kental. Praktis, musim lalu Fabio Quartararo dari Prancis yang menghentikan laju kegemilangan rider-rider Negeri Matador.
Kini, mampukah Bastianini menorehkan sejarah sebagai pembalap pertama Italia yang mampu meraih gelar juara dunia di new era ini tanpa kehadiran sang legenda, Valentino Rossi.
Maklum, Francesco Bagnaia pernah di gadang-gadang oleh Rossi untuk bisa mengakhiri paceklik gelar juara pembalap asal Italia.
Namun lepas dari angan-angan, nyatanya Bagnaia tampil memble.
Bastianini menjadi tumpuan utama, namun bukan perkara yang mudah untuk meraih gelar juara dunia MotoGP 2022.
Pesaing kuat sudah menanti seperti Fabio Quartararo, Marc Marquez, Bagnaia maupun Alex Rins menjadi sandungan bagi Bestia.
Rider Gresini Ducati ini wajib menunjukkan konsistensi, atau hasil manis yang dia raih dalam 4 race pembuka MotoGP 2022 ini hanya semacam gertak sambal alias hanya untuk menakut-nakuti lawan.
(Tribunnews.com/Giri)