TRIBUNNEWS.COM - Petinju Simiso Buthelezi meninggal dunia setelah pertarungan di Durban, Afrika Selatan.
Buthelezi mengakhiri pertarungan dan tampaknya mengalami disorientasi.
Dilansir CNN, Tinju Afrika Selatan (BSA) mengonfirmasi, Buthelezi (24) pingsan menjelang akhir pertarungan pada 5 Juni 2022 sebelum dilarikan ke rumah sakit.
Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, Buthelezi melawan Siphesihle Mntungwa dalam pertandingan memperebutkan gelar kelas berat ringan versi Asosiasi Tinju Afrika Selatan.
Petinju itu diketahui mengalami pendarahan internal akibat cedera otak dan meninggal di rumah sakit pada hari Selasa, kata pernyataan Boxing Afrika Selatan.
Baca juga: Meski Kalah dari Dmitry Bivol, Canelo Alvarez Tercatat Sebagai Petinju dengan Penghasilan Terbesar
Baca juga: Bak Orang Linglung, Petinju Ini Salah Sasaran dan Malah Pukuli Sudut Ring
Wasit akhiri pertarungan setelah Buthelezi bertarung di sudut kosong
Sebuah video yang diposting di media sosial muncul untuk menunjukkan Buthelezi bertarung ke arah sudut kosong ring.
Dia tampak bingung, mendorong wasit untuk mengakhiri pertarungan.
Dalam sebuah pernyataan, Boxing South Africa mengatakan akan melakukan tinjauan medis independen terhadap cedera tersebut.
Badan terkait kemudian akan mengumumkan hasil tinjauan medis tersebut kepada publik.
"Tinju Afrika Selatan dan keluarga Buthelezi ingin meminta anggota masyarakat dan media untuk memberi mereka ruang saat berduka atas meninggalnya petinju hebat yang patut dicontoh baik di luar maupun di dalam ring," tambahnya.
Baca juga: Bak Orang Linglung, Petinju Ini Salah Sasaran dan Malah Pukuli Sudut Ring
Baca juga: Pukulan Bertubi-tubi Mike Tyson Seolah Tak Mempan ke Petinju Ini, Si Leher Beton Malah Mual
Cedera otak traumatis umum terjadi pada petinju
Studi menunjukkan bahwa cedera otak traumatis umum terjadi di antara petinju profesional dan amatir.
Dalam sebuah pernyataan tahun 2020, Asosiasi Medis Dunia mengatakan tinju secara kualitatif berbeda dari olahraga lain karena cedera yang ditimbulkannya dan itu harus dilarang."
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)