Cerita Liliyana Natsir 17 Tahun Hidup di Pelatnas, Kirim Pesan ke Junior: Jangan Kasih Kendur!
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Majid
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ada momen istimewa bagi mantan pebulutangkis Indonesia, Liliyana Natsir di gelaran Semifinal Indonesia Open 2022.
Sebelum semifinal Indonesia Open 2022 digelar, BWF menganugerahkan penghargaan BWF Hall of Fame bagi Liliyana Natsir di Istora Senayan, Jakarta, Sabtu (18/6/2022).
Pada momen itu, Liliyana Natsir kembali menceritakan perjuangannya selama menjadi pebulutangkis Indonesia.
Baca juga: Cerita Liliyana Natsir Masuk Hall of Fame BWF, Sempat Cuek Pesan WA, Kalau Ditolak Dibilang Aneh
Baca juga: Berharap Tontowi Juga Masuk BWF Hall of Fame, Liliyana Natsir: Tinggal Tunggu Ya Owi Kapan Rejeki Lu
“Kalau dari saya sih sebelum saya pensiun banyak omongan sudah jangan dulu pensiun karena adik-adik belum mendekati cuma di satu sisi saya harus pikirkan masa depan saya, dari faktor jenuh, motivasi setelah saya berkecimpung di dunia bulutangkis selama 33 tahun, di Timnas selama 17 tahun pasti kan rasanya jenuh, capek pasti ada, saya pikir kalau tidak sekarang kan kapan lagi,” cerita Liliyana.
Gelaran Indonesia Masters 2019 jadi ajang terakhir Liliyana.
Wanita yang akrab disapa Butet itu pun memutuskan pensiun.
Sebelum memutuskan pensiun, Butet turut memikirkan generasi penerusnya.
Baca juga: Indonesia Open 2022, Perjuangan Yeremia Dapat Salut Ganda Malaysia, Pelatih Lawan Sampai Menangis
Ia berharap para pebulutangkis Indonesia khususnya yang muda-muda terus bekerja keras hingga berbagai prestasi membanggakan bisa didapatkan.
Pasalnya, setelah tak lagi menjadi atlet bulutangkis, semua hasil kerja keras yang telah dilakukan mulai dia rasakan.
“Saya memberikan kesempatan untuk adik-adik, untuk regenerasi karena cepat atau lambat mereka harus siap. Jadi saya pikir memang estafet itu harus berjalan mereka harus siap jadi tulang punggung,” kata Butet.
“Pesan saya jadi manfaatkan kesempatan yang ada karena saya pernah ngalami jadi kalian, kalian belum pernah ngalami jadi saya. Setelah pensiun itu kalian akan tahu bagaimana hidup yang sebenarnya, jadi manfaatin kalau bisa juara terus jangan kasih kendur,”
“Selama masih muda masih banyak kesempatan, setelah pensiun sudah berumur pasti faktor alam, fisik, kecepatan pasti menurun dan itu yang saya alami sebelum pensiun. Jadi saya pensiun benar-benar sudah siap dengan segala risikonya, dan saya pensiun setelah saya dapat goals emas olimpiade,” katanya.