TRIBUNNEWS.COM, PALANGKARAYA – Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko hadir dan meninjau track kejuaraan sepeda bertajuk Mountain Bike Eliminator World Cup 2022 yang akan bergulir pada 28 Agustus mendatang di Area Stadion Tuah Pahoe, Palangkaraya, Kalimantan Tengah.
Moeldoko menilai kejuaraan internasional yang baru pertama kali diadakan di Palangkaraya ini jadi ajang yang tepat guna memicu semangat para atlet sepeda di Indonesia.
“Ya saya sudah lihat (track) tadi. Ada informasi juga bahwa dari berbagai kejuaraan ini salah satu yang terbaik, medannya ini."
"saya yakin ini bisa jadi faktor awal untuk jadi pengungkit tumbuhnya kesadaran anak-anak muda untuk berlatih pada kejuaraan seperti ini hingga nanti kedepan kita memiliki atlet yang lebih hebat lagi,” kata Moeldoko usai meninjau track, Jumat (19/8/2022) malam.
Tak hanya itu, track yang dibangun juga memiliki karakteristik yang berbeda dan sulit untuk ditaklukan.
“Itu yang terakhir ya, track yang jumping. Saya saja tidak berani jumping. Ini perlu keahlian karena begitu jatuh pasti luka. Ini kelebihannya sepanjang track ini kasar sehingga tak memberikan kesempatan pemain jatuh, karena begitu jatuh pasti luka,” jelasnya.
Moeldoko berharap ajang ini tak hanya sekadar menggelarkan kejuaraan olahraganya saja tapi juga bisa memperkenalkan pariwisata, kuliner hingga budaya.
Sehingga para atlet yang datang dari berbagai negara akan mempunyai kesan yang baik saat kembali ke negaranya masing-masing.
“Ya karena ini bukan sekadar olahraga. Kita juga ingin bahwa ada sebuah cerita wisatanya sehingga nanti para pemain atau atlet yang ada di sini nanti bisa kembali ke negaranya mereka bisa cerita bahwa ternyata Kalimantan Tengah punya pesona yang berbeda dibandingkan daerah lain dari segi pariwisata. Mungkin banyak hal lagi, kuliner atau budayanya. Jadi itu yang diharapkan bukan sekadar kejuaraan saja,” harap Moeldoko.
Lebih lanjut, Moeldoko juga tengah mengupayakan agar pada pembukaan nanti Presiden Joko Widodo bisa hadir langsung.
“Ya mudah-mudahan (Presiden datang-red) secara administrasi sudah diurus, biar protokoler yang akan menentukan, Setpres nanti akan menjadwalkan bagaimana kemungkinannya. Tapi secara administrasi tidak masalah,” pungkasnya(*)