TRIBUNNEWS.COM - Turnamen Japan Open 2022 barangkali menjadi salah satu ajang yang kurang bersahabat bagi wakil Indonesia.
Pasalnya, perjuangan Anthony Ginting dkk rontok sebelum babak semifinal Japan Open 2022 digelar.
Dengan kata lain, Indonesia sama sekali tak menempatkan wakil di babak semifinal dan final.
Baca juga: Cedera Pinggang yang Bikin Anthony Ginting Mundur dari Japan Open Gegara Tarung Lawan Axelsen
Badminton lovers barangkali penasaran dengan faktor penyebab kegagalan para wakil Indonesia di turnamen ini.
Kabid Binpres PBSI, Rionny Mainaky mencoba menjelaskan salah satu penyebab hasil minor di Japan Open lalu.
Menurutnya, faktor minimnya waktu adaptasi lapangan membuat para pebulu tangkis menjadi kurang maksimal dalam bermain.
Selain itu, faktor shuttlecock juga berpengaruh.
Di turnamen ini, shuttlecock disebut bergulir atau melaju dengan lambat.
Hal tersebut justru menyulitkan para pebulu tangkis Indonesia.
Anthony Ginting cs nampaknya lebih nyaman bermain dengan shuttlecock yang bergulir cepat.
"Evaluasi terpenting saya adalah bagaimana penyesuaian kami dengan kondisi lapangan dan shuttlecock," ungkap Rionny dikutip dari Sportfeat.
"Ini terjadi di sini dengan kondisi lapangan yang stabil."
"Dan laju shuttlecock yang lambat membuat anak-anak memang agak kesulitan," sambungnya.
Ia membandingkan dengan apa yang terjadi di turnamen sebelumnya.
Rionny memberikan contoh saat para pebulu tangkis Indonesia tampil di Malaysia dan Singapore.
Menurutnya, para pemain dapat lebih nyaman menerapkan strategi dan mengembangkan permainan di turnamen tersebut.
Pasalnya di sana shuttlecock bergulir cepat.
"Berbeda dengan saat bertanding di Malaysia dan Singapura lalu," ujar Rionny.
"Di mana anak-anak mampu bermain dengan pola dan teknik terbaik."
"Karena shuttlecock-nya kencang," lanjutnya.
(Tribunnews.com/Guruh) (Sportfeat.com/Nurandra Indrajaya)