TRIBUNNEWS.COM - Mantan pembalap MotoGP asal Italia, Andrea Dovizioso memberikan opininya mengenai peta perburuan gelar juara dunia MotoGP 2022.
Lewat kacamata Andrea Dovizioso, perburuan titel kampiun MotoGP 2022 justru tengah berpihak kepada Ducati.
Pabrikan Italia ini mengandalkan Francesco Bagnaia untuk mengakhiri dahaga gelar juara dunia sejak 2007.
Sebagaimana yang diketahui, puncak klasemen MotoGP 2022 kini ditempati rider andalan Monster Energy Yamaha, Fabio Quartararo.
Dia mengemas 211 poin.
Baca juga: Balapan di Kandang, Takaaki Nakagami Bakal Kenakan Helm Bermotif Musim Gugur di MotoGP Jepang 2022
Namun keunggulan ini tak mutlak mengingat hanya terpaut 10 poin saja dari pesaing terdekatnya, Francesco Bagnaia yang duduk di urutan kedua.
Apalagi dengan lima seri tersisa, segala kemungkinan masih bisa terjadi.
'Pecco' Bagnaia memiliki peluang kuat untuk segera melengserkan Fabio Quartararo dari singgasana klasemen.
Balapan MotoGP Jepang 2022 di Sirkuit Twin Ring Motegi dinilai menjadi momentum yang tepat.
Namun Andrea Dovizioso berpesan, bahwa pabrikan Italia boleh saja melakukan upaya habis-habisan mendorong Bagnaia meraih gelar juara, namun tidak melewati batas.
Artinya, Ducati tak perlu sampai menggunakan taktik team order untuk membantu Bagnaia.
Yap, tim asal Bologna ini sudah lama menggaungkan taktik tersebut untuk membantu Bagnaia melengserkan Quartararo.
Meski sejauh ini beberapa pembalap Ducati seperti Enea Bastianini mengaku belum mendapatkan mandat melakukan taktik tersebut.
"Melihat bagaimana lima balapan terakhir, saya yakin Ducati memegang kendali dalam perburuan gelar juara dunia. Saya percaya jika Ducati hingga sekarang belum memberikan perintah team order," buka Dovizioso, dikutip dari laman Mowmag.
"Jika skema (team order) dilakukan, maka ini bisa merusak euforia sekalipun (Bagnaia) ataupun rider Ducati meraih titel juara," sambung pria yang juga pernah membala pabrikan asal Italia tersebut.
Alih-alih mendukung adanya team order, Dovi menyarankan agar The Bullets Bologna memberikan kepercayaan yang lebih kepada Bagnaia.
"Sebagai pembalap, kami terbiasa dengan mentalitas meraih kemenangan secara ksatria merupakan hal mutlak, dan Ducati bisa membantunya lewat kepercayaan diri," tegas Dovizioso.
Artinya, Ducati justru merongrong kepercayaan diri Bagnaia jika kukuh menggunakan taktik team order.
Meski tujuannya baik, namun skenario ini terkesan Bagnaia kurang mampu melawan Quartararo secara head to head.
"Saya suka Bagnaia dengan dirinya yang menolak team order ini," pungkas pria yang pernah juga membela Repsol Honda.
(Tribunnews.com/Giri)