TRIBUNNEWS.COM - Perburuan gelar juara dunia MotoGP 2022 menjadi kian rumit bagi Fabio Quartararo (Monster Energy Yamaha) untuk memenangkannya.
Namun di mata Managing Director Yamaha, Lin Jarvis, tidak ada yang mustahil bagi Fabio Quartararo menyegel titel kampiun di akhir musim MotoGP 2022.
Satu di antara patokan Lin Jarvis ialah nasib malang yang menimpa Valentino Rossi di MotoGP 2006.
Baca juga: MotoGP Malaysia 2022: Duel Bastianini vs Bagnaia Bikin Kru Ducati Dag Dig Dug Senam Jantung
Perburuan gelar juara dunia MotoGP 2022 bak dibayangi duel masa lalu yang mempertemukan Nicky Hayden dan Valentino Rossi.
Menuju seri pamungkas MotoGP Valencia 2006, Rossi diunggulkan untuk menjadi juara dunia karena memuncaki tabel klasemen.
Namun di akhir balapan skenario indah ini bubar jalan. Nicky Hayden lah yang memastikan diri menjadi raja MotoGP 2006.
Pun dengan Francesco Bagnaia (Ducati Lenovo Team) vs Fabio Quartararo. Oleh Lin Jarvis peluang pembalapnya untuk mengulang drama MotoGP 2006 terbuka lebar.
Bedanya, Quartararo saat ini dalam posisi tertinggal.
Bagnaia (258) tinggal membutuhkan dua angka saja untuk kali pertama dalam 15 tahun terakhir membawa Ducati merengkuh gelar juara dunia kategori pembalap.
Sedangkan Quartararo, dia wajib menang di balapan MotoGP Valencia plus Bagnaia mengalami DNF atau maksimal finis di P15.
"Kami tidak tahu seperti masa depan. Bagitu pula dengan alur perburuan gelar juara dunia MotoGP, semua ini masih memungkinkan (bagi Quartararo)," buka Lin Jarvis, seperti yang dikutip dari laman resmi MotoGP.
Quartararo tidak dalam kondisi terbaiknya, mengingat jari tangan kanannya ada yang bermasalah.
Namun rider berjuluk El Diablo ini menunjukkan perlawanan luar biasa pada seri MotoGP Malaysia akhir pekan lalu untuk mengakhiri race di urutan ketiga.
"Saya ingat tahun 2006 kami di tim Camel Yamaha, Valentino di sana dan harusnya memenangi balapan. Tapi apa yang terjadi, Vale gagal dan Nicky yang menjadi juaranya," lanjut Jarvis.
"Quartararo memperlihatkan emangat juang tinggi saat race di Malaysia lalu. Mungkin dia membutuhkan juga bantuan dari rider yang berada di depannya, mari kita lihat nanti," tegas Lin Jarvis.
Kemalangan Valentino Rossi di Tahun 2006
Musim balap 2006 merupakan musim milik pembalap asal Amerika Nicky Hayden.
Tidak ada yang menyangka bahwa ia yang akan menjadi juara dunia disana. Saat itu banyak orang yang menjagokan Valentino Rossi yang akan menjadi juara dunia.
Selain keunggulan poin Rossi yang berjarak 8 poin atas Hayden, statistik Rossi di sirkuit ini juga sangat mentereng dibanding Hayden.
Ia sudah mengoleksi 4 kali podium di Valencia, dua diantaranya diperoleh dengan kemenangan.
Berbeda jauh dengan prestasi Hayden di Valencia, yang hanya sekali meraih podium dan dua kali gagal meraih poin.
Rossi pun hanya dituntut cukup finish didepan Hayden saja untuk kembali mempertahankan gelar juara dunianya di tahun 2006.
Di atas kertas Rossi jelas diunggulkan, Rossi dianggap lebih handal dan memahami sirkuit Valencia dibandingkan Hayden.
Namun, balapan bukanlah matematika yang selalu bisa diprediksi. Ada pepatah mengatakan "sepandai-pandainya tupai melompat pasti akan jatuh juga".
Benar saja Valentino Rossi mengalami kecelakaan atas kesalahannya sendiri di lap ke-5. Dan hingga 25 lap selanjutnya, The Doctor hanya sanggup naik posisi hingga finish di urutan ke-13.
Mahkota juara dunia pun dianugerahkan kepada pria kelahiran 20 Juli 1981 karena finish di urutan ke-3. Hayden akhirnya mengoleksi 252 poin di akhir musim 2006, sedangkan Rossi 247, hanya selisih 5 poin.
Padahal, sebelum seri balapan di Valencia dimulai, Rossi tengah unggul 8 poin atas Hayden.
(Tribunnews.com/Giri)