Laporan Wartawan Tribunnews.com, Alfarizy AF
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia Anti Doping Organization (IADO) atau Lembaga Anti Doping Indonesia menggelar seminar terkait penggunaan doping di Hotel Sultan, Jakarta, Rabu (30/11/2022).
Seminar itu dibuka langsung oleh Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali yang ditandai dengan pemukulan gong.
Dalam seminar yang bertajuk 'Sinergi Stakeholder Dalam Mewujudkan Olahraga Indonesia Bebas Doping' itu turut dihadiri oleh Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI), Komite Olimpiade Indonesia (NOC) dan pimpinan cabang olahraga.
Dalam kesempatan itu, Menpora Amali menekankan bagi pemangku kebijakan terkait untuk menggencarkan gerakan anti doping.
"Ini adalah seminar pertama kali sejak NADO (IADO-red) berdiri, sejak kami punya anti doping 2006, saya kira ini penting, banyak hal yang didapatkan, tadi ada dari WADA, ini kesempatan berdiskusi dengan para pemangku kepentingan," ujar Amali.
"Bisa jadi para atlet terkena doping, tanpa disadari, ada berbagai jenis doping yang mungkin menurut biasa saja, tapi ternyata itu doping, ini penting untuk disosialisasikan," sambungnya.
Senada dengan Menpora Amali, Ketua Umum NOC, Raja Sapta Oktohari juga menitikberatkan soal sosialisasi anti doping bagi para atlet.
Menurutnya, yang terpenting adalah bagaimana atlet bisa memiliki pemahaman tentang penggunaan doping.
"Yang paling penting itu kan bukan menangkap orang yang pakai doping, tapi mensosialisasikan doping itu seperti apa dan bagaimana," ujar Okto.
"Bagaimana orang bisa ditangkap kalau dia tidak tahu salahnya dimana," tegasnya.
Sementara itu, Ketua IADO, Gatot S Dewa Broto mengatakan tujuan dari seminar ini adalah sebagai bentuk sosialisai anti doping.
"Jadi tujuan seminar akbar yang pertama kali sejak 2006, jadi tahun-tahu sebelumnya pernah ada seminar tapi kecil-kecil, itu untuk menyadarkan kembali betapa pentingnya tentang anti doping," ucap Gatot.