TRIBUNNEWS.COM - MotoGP 2023 akan memiliki banyak perubahan, termasuk dilangsungkannya Sprint Race.
Sprint Race MotoGP 2023 diadakan untuk tujuan menarik animo penonton untuk langsung menyaksikan race di sirkuit.
Dorna Sports selaku host MotoGP 2023 mencetuskan ide penggunaan Sprint Race karena turunnya presentase penonton pada MotoGP 2022.
Ide adanya sprint race sejatinya mengundang pro dan kontra. Lantas, apa definisi dari Sprinta Race yang lazim digunakan pada ajang balap World Superbike (WSBK).
Baca juga: Merindu The Real Marc Marquez yang Garang dan Ganas di MotoGP 2023
Pengertian Sprint Race MotoGP
Berdasarkan penjelasan dari Tuttomotoriweb, Sprint Race adalah balapan pendek setengah jarak dari balapan normal MotoGP, akan digelar pada hari Sabtu, sehari sebelum balapan utama.
MotoGP melaporkan bahwa Sprint Race tidak akan menentukan grid untuk balapan Grand Prix.
Pembalap harus bebas balapan pada hari Sabtu, tanpa perlu mempertimbangkan posisi grid hari Minggu mereka.
Grid untuk Sprint Race dan balapan Grand Prix akan ditetapkan dari kualifikasi, yang akan mempertahankan format Q1-Q2.
Alasan MotoGP Menggelar Sprint Race
Pengenalan Sprint Race memungkinkan setiap hari di akhir pekan balapan untuk menawarkan kepada penggemar dan penyiar pengalaman terbaik di trek dan off, dengan aksi trek pada hari Jumat, Sabtu dan Minggu difokuskan pada tontonan maksimum untuk memamerkan yang terbaik dari MotoGP.
Selain itu, format baru ini akan memberikan peningkatan peluang keterlibatan bagi penggemar, penyiar, dan media di seluruh acara dan meningkatkan profil kelas MotoGP tanpa mengurangi kelas Moto2 dan Moto3.
Pertanyakan Ide Sprint Race
Mantan manajer Suzuki Ecstar, Livio Suppo mempertanyakan keputusan Dorna untuk mengadakan Sprint Race.
Pasalnya, ide ini bisa merugikan pembalap lantaran berbagai kemungkinan dapat terjadi. Termasuk insiden kecelakaan yang dapat merugikan tim.
Merujuk kepada regulasi, Sprint Race tak memiliki hubungan dengan perolehan poin pada perebutan gelar juara dunia MotoGP.
"Ini bukanlah ide yang bagus. Sebagai pengingat saja, olahraga kita (balap MotoGP) adalah balapan yang paling mengundang banyak risiko," buka Suppo, dikutip dari sumber yang sama.
"Momenseperti itu (Sprint Race) harusnya ditiadakan. Ini malah sebaliknya," celetuk pria yang pernah menjadi petinggi Honda.
Livio Suppo lantas mempertanyakan tujuan diadakannya Sprint Race.
Jika semata-mata untuk mendongkrak penonton, maka ini perlu dilakukan trial atau percobaan.
Menurutnya, Dorna tak bisa memukul rata terkait penyelenggaraan ajang balap MotoGP dengan WSBK.
“Bukti yang jelas adalah Superbike yang selalu melakukan 2 balapan, sekarang bahkan 3 balapan dan meskipun demikian itu belum menjadi kejuaraan yang sangat populer. Menambah jumlah balapan saja tidak cukup untuk meningkatkan minat,” pungkasnya.
(Tribunnews.com/Giri)