TRIBUNNEWS.COM - Mantan juara dunia tinju kelas berat, Mike Tyson membagikan sedikit kisah hidupnya.
Mike Tyson mengungkap momen terbaik yang pernah dirasakan selama 56 tahun hidup.
Barangkali, apa yang diungkapkan Mike Tyson ini sedikit mengejutkan bagi beberapa pihak.
Baca juga: Kisah Mike Tyson Mengira Musuhnya Langsung Meregang Nyawa, Saking Kerasnya Meninju Lawan
Pasalnya, ia tak menyebut momen terbaik dalam hidupnya hadir saat dirinya menjadi juara dunia kelas berat.
Justru, titik terendah dalam hidupnya-lah yang menjadi momen bahagianya.
Tyson mengungkapkan momen saat dirinya berada di penjara menjadi saat yang paling membahagiakan buatnya.
Petinju yang juga dikenal sebagai Si Leher Beton ini menyebut kehidupan di penjara menuntunnya kepada kedamaian.
Memang, ia juga tak memungkiri sempat mengalami masalah dan masa kelam di penjara.
Namun seiring berjalannya waktu, ia bisa beradaptasi dengan kehidupan di balik jeruji besi.
Sekaligus ia juga sukses mengeksplorasi diri lebih dalam lagi.
"Saya adalah orang yang tenang, baik dan memperlakukan orang lain dengan baik pula," ungkap Mike Tyson dikutip dari laman Sportbible.
"Saya memiliki tiga tahun terbaik dalam hidup ketika di penjara."
"Saya menemukan ketenangan. Segala gemerlap dunia tak berpengaruh bila tidak ada ketenangan."
"Hanya dengan duduk di sana dengan menemukan keseimbangan. Anda memerlukan kejelasan untuk berjalan di kehidupan ini," sambungnya.
Tyson sempat membuat masalah di penjara.
Ia kerap terlibat perkelahian saat di tahun-tahun pertamanya.
Bahkan, pria yang sekarang berumur 56 tahun tersebut sempat memukuli penjaga penjara.
Untungnya, para penjaga tak menuntut balas atas tindakan sang Iron.
Mereka malah semakin tertantang untuk membimbing Tyson ke jalan yang lebih baik.
Pada akhirnya, Tyson dan para penjaga bisa akur dan menjalani kehidupan penjara dengan tenang.
Baca juga: Momen DJ Khaled Umroh Bareng Mike Tyson, Legenda Tinju yang Kini Mualaf
"Saya mendapatkan masalah di tahun-tahun pertama dan mendapat tambahan hukuman satu tahun," ujar Tyson.
"Pada awalnya saya marah kepada semua orang, saya tidak tahu mereka coba menunjukkan rasa cintanya kepada saya."
"Saya berkelahi dengan para petugas dan hal-hal lainnya. Namun para penjaga memberitahu saya bagaimana menjalani kehidupan di sini."
"Saya keluar dari sana sebagai seorang pria," lanjutnya.
(Tribunnews.com/Guruh)