TRIBUNNEWS.COM - Pasangan ganda putra Indonesia, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan mengaku belum memiliki rencana untuk gantung raket atau pensiun dalam waktu dekat ini.
Ahsan/Hendra merupakan atlet badminton yang cukup senior dan telah lama bermain berpasangan, tercatat sudah 1 dekade lebih bersama.
Keduanya diketahui menjadi pasangan ganda putra Indonesia sejak tahun 2012 akhir dan telah memenangkan berbagai kejuaraan bersama.
Oleh badminton lovers, keduanya ini dijuluki sebagai pasangan 'The Daddies' lantaran cukup senior, sama-sama sudah memiliki keluarga dan anak.
Hendra Setiawan saat ini telah berusia 38 tahun, sedangkan Mohammad Ahsan 35 tahun.
Meski sudah berkepala tiga, namun keduanya masih bisa bersaing dengan atlet-atlet muda, badminton saat ini menempati ranking 3 dunia BWF.
Baca juga: Ahsan/Hendra Gelar Jumpa Fans di China, Kunjungi Kota Guangzhou hingga Hainan
Secara prestasi, banyak gelar juara yang sudah ditorehkan oleh Ahsan dan Hendra.
Ahsan/Handra dua kali pernah menyabet gelar juara All England, yakni pada 2014 dan 2019.
Bahkan belum genap satu tahun, pada 2013 silam keduanya meraih titel juara dunia. Kemudian meraih dua kali lagi.
Tahun 2019 merupakan periode gemilang bagi The Daddies karena berhasil meraih beberapa gelar yakni World Tour Final, All England serta Juara Dunia.
Di tahun 2022 kemarin juga bisa dibilang merupakan penampilan mereka yang cukup menawan karena empat kali masuk final, yakni di India Open, Malaysia Masters, Kejuaraan Dunia dan World Tur Final.
Hanya saja mamang Ahsan/Handra hendra belum mampu meraih juara pertama di empat final itu.
Meski demikian, dalam setiap turnamen yang diikuti, Ahsan/Hendra mampu menampilkan permainan yang apik dan menghibur badminton lovers.
Salah satu aksi yang ditunggu yakni ketika The Daddies dengan ketenangannya membuat lawan sampai jatuh bangun untuk mengembalikan shuttlecock.
Meski dibilang sudah cukup berumur, tapi Handra masih belum memiliki rencana untuk gantung raket alias pensiun.
Hal itu sebagaimana dikatakan Hendra saat berbincang bersama Raja Kuis Helmy Yahya di YouTube Helmy Yahya Bicara.
"Nggak tau, nih. Karena saya senang (main) badminton," ujarnya seraya tertawa.
"Saya juga tanya senior-senior, 'enaknya berhenti kapan?' Mereka jawab, 'udah kalau bisa main, main aja terus!'," Hendra, menirukan ucapan para pendahulunya.
Pada sisi lain, Hendra menyatakan keinginannya menjadi pelatih selepas karier sebagai pemain.
Lain hal dengan pasangannya, Ahsan yang ingin menikmati waktu dulu bersama keluarga serta membesarkan usaha yang telah dirintisnya.
"Ada, lah (keinginan melatih). Tapi belum kepengen banget," tutur Ahsan.
Baca juga: Ahsan/Hendra Gelar Jumpa Fans di China, Kunjungi Kota Guangzhou hingga Hainan
Saat ini, Ahsan/Handra memilih untuk keluar dari pelatihan nasional, namun berstatus sebagai sparing pelatnas.
Keduanya masih bisa menggunakan fasilitas di pelatihan nasional, namun saat mengikuti kejuaraan menggunakan biaya sendiri.
Pilihan itu terbilang bijak lantaran Ahsan/Hendra ingin pasangan yang lebih muda untuk mendapatkan kuota saat mengikuti turnamen.
"Jadi di pelatnas dulu itu ngirim biasanya empat, jadi kalau kita ngga ada mungkin satu bisa naik. Tapi sekarang bisa ngirim lebih banyak sih. Biasanya dulu kalau ngirim di setiap turnamen itu empat maksimal, termasuk kita. Jadi misal kita terus yang bawah ya levelnya beda lagi. Pas kita keluar masih ada satu slot buat naik," kata dia.
Menurut Ahsan, saat ini regenerasi atlet sudah berjalan cukup baik dan di jalan yang benar.
"Sekarang sudah berjalan dengan benar. Fasilitas sudah ada, pertandingan juga sudah (kembali berjalan) lancar. Tapi, kembali ke atletnya."
"Sekarang, untuk ganda putra pun sudah punya tujuannya. Di ganda putra kita punya enam pasang, itu sudah punya titel semua, dan hal itu termasuk yang jarang terjadi," ujar Ahsan.
Titel kampiun dimiliki oleh pasangan-pasangan top yang notabene telah mengantongi jam terbang tinggi.
"Sekarang, Leo/Daniel sudah juara. Bagas-Fikri juara All England. Pramudya/yere juara Asia. Jadi, kita bersaing di dalam pun sudah susah. Dan ganda putra sudah di jalur yang tepat," jelasnya.
Sementara, Hendra menilai, "Yang muda-muda ini lebih disiapinlagi. Regenerasinya jangan sampai telat kayak dulu. Kayak tunggal putri, telat kan," ujar Hendra.
(Tribunnews.com/Tio)