TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dua tim pesepeda dari program bertajuk aksi tur kampanye Jelajah Bersih Negeri 2023, menuntaskan misinya.
Kegiatan yang menjadi bagian dari program Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) ini diikuti ribuan pesepeda, melintasi jalur utara dan selatan dengan titik start Bali hingga Jakarta.
Dalam misinya tersebut, para pesepeda itu memotret praktik baik pengelolaan sampah di sejumlah wilayah Indonesia.
Dua tim tur yang dimulai sejak 8 Februari lalu dilaporkan tiba di Jakarta pada 19 Februari 2023.
Selanjutnya tim resmi menyelesaikan perjalanan pada 21 Februari 2023 bertepatan dengan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2023.
Setelah tiba di Jakarta, tim melanjutkan tugas dan singgah di sejumlah lokasi praktik baik pengelolaan sampah sekitar Jabodetabek.
Dibagi Jadi Dua Jalur
Selama perjalanan touring, tim pesepeda tersebut terbagi menjadi dua jalur menuju Jakarta. Tim jalur utara melintasi Banyuwangi, Pasuruan, Surabaya, Tuban, Indramayu, hingga Jakarta.
Sementara tim selatan dimulai dari Yogyakarta, Purwokerto, Cilacap, Bandung, Depok, dan Jakarta.
Khusus jalur utara telah memotret beberapa pengelolaan sampah terbaik seperti di Desa Penglipuran, Tempat Olah Sampah Setempat (TOSS) Center Klungkung, Bali.
Selain itu juga memotret partisipasi publik di Muncar Banyuwangi, industri recycling plastik di Pasuruan, serta pengolahan sampah menjadi energi listrik di Benowo Surabaya.
Selanjutnya, pengembangan refuse derived fuel (RDF) di Semen Indonesia Tuban, pengolahan sampah organik skala besar di Kudus (dukungan PT Djarum), serta bank sampah binaan PT Pertamina di Indramayu (jalur utara).
Sementara untuk jalur selatan telah mengunjungi bank sampah pertama di Indonesia dan berangkat dari Yogyakarta pada Selasa, 14 Februari 2023.
Adapun titik awal start yakni di Bank Sampah Gemah Ripah, Kabupaten Bantul. Kemudian ke pengolahan sampah di Kabupaten Banyumas, salah satunya instalasi BSF Plant (Green Prosa).
Selanjutnya ke RDF Plant Kabupaten Cilacap (skala kota pertama di Indonesia). Lalu, Bank Sampah Bersinar Kabupaten Bandung, gerakan masyarakat Partai Ember di Depok, dan selanjutnya masuk Jakarta.
Metamorfosis Pengelolaan Sampah
Dalam kegiatan ini KLHK sekaligus ingin memotret praktik baik pengelolaan sampah di sejumlah wilayah Indonesia.
“Kegiatan ini ingin menunjukkan kepada publik bahwa pengelolaan sampah di Indonesia sudah mengalami metamorfosis, perkembangan dan tren yang baik,” kata Dirjen Pengelolaan Limbah Sampah dan Berbahaya Beracun KLHK Rosa Vivien Ratnawati.
Vivien juga menyebut, HPSN 2023 tidak hanya fokus pada pengelolaan sampah terintegrasi saja. Akan tetapi memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap lingkungan dan ekosistem pengendalian global, termasuk pengendalian perubahan iklim melalui penurunan emisi gas rumah kaca (GRK).
Babak Baru Menuju Zero Waste Zero Emission
Lebih jauh lanjut Vivien, hal ini sekaligus manifestasi dari salah satu prinsip pengelolaan sampah berkelanjutan, yakni waste to resource. Salah satunya dengan pendekatan cara kerja ekonomi sirkular dan sampah menjadi sumber energi.
“HPSN 2023 juga harus menjadi babak baru pengelolaan sampah di Indonesia menuju zero waste zero emission,” imbuhnya.
Indonesia berdasarkan Nationally Determined Contribution (NDC) terbaru menargetkan penurunan emisi 31,89 persen dengan usaha sendiri, sebelumnya 29 %. Lalu dengan dukungan internasional 43,20 %, sebelumnya 41 %.
“Target teranyar penurunan emisi GRK dari sektor waste meningkat hampir 4 kali lipat dari sebelumnya, yaitu 40 juta ton CO2eq pada tahun 2030,” ungkap Vivien.
Tak hanya itu, HPSN 2023 ini juga memastikan akselerasi pengelolaan sampah. Sehingga rantai nilai dari pengelolaan sampah dapat meningkatkan upaya kesejahteraan masyarakat. Misi ini selaras dengan tema HPSN 2023 yakni Tuntas Kelola Sampah untuk Kesejahteraan Masyarakat.
Bahkan salah satu jalur Jelajah Bersih Negeri 2023 berawal di bank sampah pertama di Indonesia, yakni Bank Sampah Gemah Ripah yang berlokasi di Bantul, Yogyakarta.
Bank sampah ini tak sekadar mengimplementasikan ekonomi sirkular yang mensejahterakan masyarakat. Namun, juga menjadi inspirasi terbentuknya berbagai bank sampah di seluruh Indonesia.
Seorang pesepeda, Muhammad Adam Yanuar Saleh mengatakan, kegiatan ini membuka mata masyarakat bahwa sampah tidak harus berakhir di tempat sampah.
“Tapi sesungguhnya dapat diolah kembali menjadi benda berguna. Saat ini sudah banyak usaha pengelolaan sampah yang dibentuk oleh pemda, swasta atau kelompok masyarakat, mulai dari skala kecil hingga besar,” kata dia.
Jelajah Bersih Negeri ini juga mendapat dukungan dari PT Pertamina, PT Solusi Bangun Indonesia, PT Semen Indonesia Group dan Tim Koordinasi Nasional Penanganan Sampah Laut (TKN PSL).