News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

MotoGP

Solusi Kisruh Sprint Race MotoGP 2023 Ala Marini: Bonus Cair, tapi Beban Kerja Berkurang

Penulis: Drajat Sugiri
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pembalap Suzuki Spanyol Joan Mir (kanan) memimpin pada awal balapan MotoGP selama Grand Prix Portugal di Sirkuit Internasional Algarve di Portimao pada 24 April 2022. (Photo by PATRICIA DE MELO MOREIRA / AFP)

TRIBUNNEWS.COM - Pembalap Mooney VR46, Luca Marini memberikan jalan tengah untuk kisruh sprint race yang tengah menjadi bahan pergunjingan di MotoGP 2023.

Menurut kacamata Luca Marini, tidak ada salahnya jika bonus berupa gaji tambahan diberikan kepada pembalap yang ikut ambil bagian di sprint race.

Namun pembalap yang juga adik Valentino Rossi ini menginginkan adanya keringanan beban kerja alias mereduksi jumlah lap balapan utama di hari Minggu.

Luca Marini memberikan usulan untuk mengurangi jumlah lap balapan dengan tujuan untuk mengurangi stres para pembalap.

Baca juga: MotoGP Portugal 2023 - Isu Tunggangi Motor Ducati Tak Goyahkan Kesetiaan Marc Marquez kepada Honda

MotoGP 2023 akan menggelar 42 balapan, yakni 21 sprint race dan 21 main race. Sprint race memiliki durasi dan poin setengah dari main race. 

Atas alasan ini, para manajer pribadi pembalap menuntut tim dan pabrikan untuk memberikan bonus uang tambahan jika para rider mereka masuk tiga besar di sprint race.

Salah satu yang paling vokal adalah Carlo Pernat, manajer pribadi Enea Bastianini.

Pernat menyebut para manajer pribadi lainnya seperti Albert Valera (Aleix Espargaro dan Jorge Martin) sudah membicarakan hal ini kepada para pabrikan.

Namun, kebanyakan pabrikan menolak, dan ini memperpanjang daftar kontroversi yang ditimbulkan sprint race.

Marini menyatakan, para pembalap pasti senang lebih sering menjalani balapan ketimbang menjalani lebih banyak sesi latihan.  Namun dia juga mengingatkan Dorna Sports bahwa rider juga merupakan profesi.

"Sebagai seorang pembalap, kami jelas ingin balapan. Namun, tak seharusnya hal ini menepis fakta bahwa MotoGP tetap pekerjaan kami," buka Luca Marini, seperti yang dikutip dari laman Crash.

"Mayoritas orang akan berkata, 'Oke, ini format baru balapan kita. Kalian akan dapat jumlah uang yang sama, karena lebih banyak balapan maka lebih menyenangkan bagi kalian. Yey, jadi bersenang-senanglah'," sambung Marini. 

Pembalap Mooney VR46 Racing asal Italia Luca Marini mengarahkan motornya di garis lurus utama pada hari kedua tes musim dingin pramusim MotoGP di Sirkuit Internasional Sepang di Sepang pada 11 Februari 2023. Mohd RASFAN / AFP (Mohd RASFAN / AFP)

Luca Marini juga menyoroti ada perbedaan jalan pikiran antara para eks pembalap dan para rider yang masih aktif berkompetisi.

Para rider pada masa lalu memang mendapati jumlah balapan yang lebih sedikit, tetapi Marini memperingatkan bahwa motor-motor MotoGP masa kini jauh lebih menuntut fisik dan mental.

"Para rider yang lebih tua bilang, 'Pada masaku, jika aku harus menjalani balapan lebih banyak, maka lebih baik.' Ya, itu fantastis, karena sekarang mereka sudah tak balapan lagi," terang pembalap bernomor #10.

"Saya setuju dengan mereka, memang lebih menyenangkan. Namun, ini juga pekerjaan kami, hidup kami, dan pengorbanan kami," ungkap pembalap yang akan melepas masa lajangnya pada Juli mendatang.

Marini juga menyebut format MotoGP dan WorldSBK tak bisa dibandingkan secara langsung. Menurutnya, ajang balap MotoGP cenderung lebih sulit jika dikomparasikan dengan balap WSBK.

"WSBK punya tiga balapan per akhir pekan, tapi durasi yang paling panjang hanya sekitar 20 lap, sementara kami menjalani 27 lap dan 7 lap terakhir terasa sangat panjang. Jadi, mungkin kami bisa bertanya apakah memungkinkan untuk mengurangi balapan pada Minggu," pungkas Luca Marini.

(Tribunnews.com/Giri)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini