TRIBUNNEWS.COMĀ - Comeback Marc Marquez di MotoGP Prancis 2023 pekan lalu memberikan warna tersendiri saat balapan tersaji di Sirkuit Le Mans.
Marc Marquez yang baru sembuh dari cedera berhasil tampil kompetitif di kandang Fabio Quartarari sejak latihan bebas (FP) hingga race utama.
Sayang saat mengarungi balapan utama, Marquez gagal finis saat tersisa lap terakhir gegara terpental ke gravel.
Namun pembalap asal Italia, Paolo Simoncelli menilai comeback Marquez di Prancis membuat balapan kian seru.
Baca juga: MotoGP 2023: Kampung Halamannya Kebanjiran, Valentino Rossi Tertunda Dapatkan Hadiah Spesial
Di mana Marquez menciptakan suasana balapan di Prancis lebih ketat dan penuh intrik.
Seperti melakukan overtake hingga manuver untuk menyalip rider depannya.
Yang mana hal tersebut dinilai kurang terasa di MotoGP 2023 kali ini.
Terlebih yang dilakukan oleh Marquez itu cukup mengejurkan lantaran dia baru saja mangkir balapan selama empat seri.
Oleh karena itu, Simoncelli merasa bahwa aksi Marquez patut dipuji karena berhasil kembali menghidupkan suasana balapan yang seru.
"Bagi saya tampaknya tidak masuk akal bahwa seorang anak laki-laki, setelah empat puluh lima hari pemulihan," kata Simoncelli dilansir Motosan.
"Naik sepeda dengan sasis yang belum pernah diuji sebelumnya, yang berisiko mengambil posisi terdepan (hanya direbut oleh Bagnaia yang hebat)," tambahnya.
"Tidak seperti yang lain, dia dituduh menyalip terlalu agresif. Padahal menyalip merupakan adrenalin dan kegembiraan adalah inti dari balapan."
Bagi Simoncelli, hal yang dilakukan Marquez tampak sudah lama tak dilihat ketika MotoGP 2023 berlangsung.
Sehingga ketika Marquez dikritik gegara cara menyalipnya yang sangat agresif, Simoncelli justru membelanya.
Rider asal Italia itu bahkan meminta GP Mania untuk menikmati aksi dari Marquez dan jajaran rider MotoGP lainnya.
"Sudah lama sekali kami tidak melihat balapan seperti hari Minggu di MotoGP," ujar Simoncelli.
"Para pebalap ini adalah pertunjukan yang dibutuhkan dalam dunia balap dalam konteks olahraga di mana sepak bola adalah rajanya."
"Jadi saya bertanya-tanya: mengapa kita tidak menikmati keindahan olahraga ini dan membiarkan orang-orang ini melakukan apa yang hanya dapat dilakukan oleh beberapa orang di dunia?"
(Tribunnews.com/Niken)