TRIBUNNEWS.COM - Pebulu tangkis ganda putra Indonesia, Hendra Setiawan, sudah menebar ancaman demi bisa meraih tiket menuju Olimpiade Paris 2024.
Tentu, ambisi Hendra tersebut patut diwaspadai oleh para pemain muda.
Meski sudah berusia 38 tahun, namun daya juang Hendra masih tinggi dan belum ingin untuk pensiun dari dunia bulu tangkis.
Dalam unggahan di akun Instagramnya, @hendrasansan, Sabtu (20/5/2023), Hendra terlihat memposting sebuah foto yang menunjukkan tulisan "Paris 2024".
Baca juga: Jadwal Badminton Padat Bulan Mei: Ada Piala Sudirman 2023 & Kualifikasi Olimpiade Paris 2024 Dimulai
Rekan duet Mohammad Ahsan tersebut juga menuliskan sebuah caption yang mengisyaratkan bahwa ia siap berebut tiket untuk bisa tampil di Olimpiade Paris 2024.
“War tiket Coldplay udah ga kebagian, saatnya war tiket Olimpiade Paris 2024,” tulis Hendra Setiawan.
Sontak, unggahan Hendra itu pun langsung dikomentari oleh Ahsan.
Sependapat dengan Hendra, Ahsan juga mengaku siap berperang demi bisa menyegel tiket Olimpiade Paris 2024.
“Mari kita ber war war,” komen Ahsan dalam akun @king.chayra.
Tak hanya Ahsan, Fajar Alfian juga berharap bisa berangkat ke Paris untuk tampil di Olimpiade 2024.
“2 pasang sama aku ya besbestitie,” tulis Fajar Alfian dalam akun @fajaralfian95.
Diketahui, Olimpiade Paris 2024 baru akan digelar pada 26 Juli hingga 11 Agustus tahun depan.
Meski begitu, para atlet sudah saling beradu kekuatan demi bisa meraih poin untuk bisa tampil di pesta olahraga terbesar dunia tersebut.
Untuk cabang olahraga (cabor) bulu tangkis, perhitungan poin kualifikasi Olimpiade dimulai sejak 1 Mei 2023 hingga 8 April 2024.
BWF juga telah memastikan terkait kuota para atlet yang bertanding.
Sebanyak 172 slot telah disiapkan, terdiri dari 86 pebulu tangkis pria dan 86 untuk putri.
Sedangkan di nomor ganda, setiap negara memiliki kesempatan untuk mengirimkan dua wakil.
Dengan catatan, negara tersebut berada di posisi di delapan besar Race to Paris.
Tentu, Hendra/Ahsan memiliki peluang besar untuk bisa tampil di Olimpiade Paris 2024.
Sekilas informasi, Hendra pernah meraih medali emas Olimpiade 2008 silam.
Kala itu, Hendra dipasangkan dengan almarhum Markis Kido.
Baca juga: Profil Hendra Setiawan, Atlet Ganda Putra yang Dijuluki Profesor Badminton oleh Lee Yong Dae
Belum Berniat Pensiun
Meski dibilang sudah cukup berumur, tapi Handra masih belum memiliki rencana untuk gantung raket alias pensiun.
Hal itu sebagaimana dikatakan Hendra saat berbincang bersama Raja Kuis Helmy Yahya di YouTube Helmy Yahya Bicara.
"Nggak tau, nih. Karena saya senang (main) badminton," ujarnya seraya tertawa.
"Saya juga tanya senior-senior, 'enaknya berhenti kapan?' Mereka jawab, 'udah kalau bisa main, main aja terus!'," Hendra, menirukan ucapan para pendahulunya.
Lebih lanjut, Hendra menyatakan keinginannya menjadi pelatih selepas karier sebagai pemain.
Saat ini, Ahsan/Hendra memilih untuk keluar dari pelatihan nasional, namun berstatus sebagai sparing pelatnas.
Keduanya masih bisa menggunakan fasilitas di pelatihan nasional, namun saat mengikuti kejuaraan menggunakan biaya sendiri.
Pilihan itu terbilang bijak lantaran Ahsan/Hendra ingin pasangan yang lebih muda untuk mendapatkan kuota saat mengikuti turnamen.
"Jadi di pelatnas dulu itu ngirim biasanya empat, jadi kalau kita ngga ada mungkin satu bisa naik. Tapi sekarang bisa ngirim lebih banyak sih. Biasanya dulu kalau ngirim di setiap turnamen itu empat maksimal, termasuk kita. Jadi misal kita terus yang bawah ya levelnya beda lagi. Pas kita keluar masih ada satu slot buat naik," kata dia.
Menurut Ahsan, saat ini regenerasi atlet sudah berjalan cukup baik dan di jalan yang benar.
"Sekarang sudah berjalan dengan benar. Fasilitas sudah ada, pertandingan juga sudah (kembali berjalan) lancar. Tapi, kembali ke atletnya."
"Sekarang, untuk ganda putra pun sudah punya tujuannya. Di ganda putra kita punya enam pasang, itu sudah punya titel semua, dan hal itu termasuk yang jarang terjadi," ujar Ahsan.
Titel kampiun dimiliki oleh pasangan-pasangan top yang notabene telah mengantongi jam terbang tinggi.
"Sekarang, Leo/Daniel sudah juara. Bagas-Fikri juara All England. Pramudya/yere juara Asia. Jadi, kita bersaing di dalam pun sudah susah. Dan ganda putra sudah di jalur yang tepat," jelasnya.
Sementara, Hendra menilai, "Yang muda-muda ini lebih disiapinlagi. Regenerasinya jangan sampai telat kayak dulu. Kayak tunggal putri, telat kan," ujar Hendra.
(Tribunnews.com/Isnaini/Tio)