Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Majid
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Senam Seluruh Indonesia (PB Persani), Ita Yuliati Irawan mengatakan sentral pelatihan yang ditujukan untuk senam sejatinya sudah direncanakan sejak delapan tahun lalu, atau periode Menpora Imam Nahrawi. Akan tetapi, centra pelatihan itu urung digunakan PB Persani lantaran tidak sesuai standar.
“Waktu itu saya pernah diminta untuk ke Cibubur, ada sebuah gedung (empat lantai). Namun lantainya keramik dengan tinggi tiga meter. Saya katakan, bahwa untuk mengambil alat saja sulit menuju ke gedung tersebut. Saya bilang, ini tidak bisa untuk olahraga karena lantainya harus khusus. Akhirnya, dibilang akan dibangun, sampai sekarang saat Menpora Zainudin Amali di Cibubur,” ungkap Ita Yuliati Irawan disela-sela audiensi dengan Menpora.
Dalam pembangunan sarana latihan Ita berharap PB Persani bisa turut dilibatkan dalam perancangan centra latihan yang salah satunya ditujukan untuk senama tersebut.
Hal ini penting, karena hall senam memiliki standar-standar internasional yang butuh pemahaman khusus.
“Harus ada lubang, dan jangan dipikir kalau gymnastic hanya untuk artistik saja. Bagaimana dengan ritmik, aerobic, dan trampoline. Semoga yang sekarang centra latihannya jadi,” jelasnya.
Sementara itu, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Dito Ariotedjo mengatakan pihaknya bersama Kementerian PUPR kini tengah menyiapkan sarana latihan cabang olahraga senam Indonesia.
Seperti diketahui, Pengurus Besar Persatuan Senam Indonesia (PB Persani) sempat meminta perhatian kepada pemerintah, khususnya Kemenpora, usai atletnya meraih medali di SEA Games 2023 Kamboja.
Permintaan yang dilakukan yakni ingin memiliki tempat latihan sendiri, pasalnya saat ini PB Persani masih harus meminjam hall dari Pemda DKI Jakarta.
“Untuk sarana dan prasarana seperti yang tadi disampaikan memang Kemenpora bersama Kementerian PUPR sedang memfinalisasi centra pelatihan di kawasan Cibubur, yang salah satunya untuk gymnastic,” kata Menpora Dito.
Lebih lanjut, Menpora Dito mengatakan dirinya baru mengetahui kendala ini ketika dirinya baru ditunjuk sebagai Menpora.
Setelah mengetahui hambatan ini pihaknya meminta agar masalah sarana prasarana ini menjadi prioritas.
“Secepat-cepatnya (centra pelatihan sudah jadi) sebelum saya turun jabatan. Insya Allah sudah ada program yang signifikan,” ujarnya.