TRIBUNNEWS.COMĀ - Posisi Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramdhanti rawan tergusur dari top 10 ranking BWF.
Ganda putri andalan Indonesia itu bisa saja tersingkir dari jajaran pemain elite dunia gegara performanya yang sedikit menurun dalam beberapa turnamen terakhir.
Seandainya terjadi, maka Apriyani/Fadia akan bernasib sama seperti wakil andalan Malaysia, Pearly Tan/Thinaah Muralitharan dan Nami Matsuyama/Chiharu Shida (Jepang).
Pearly/Thinaah kini telah keluar dari 10 besar ranking BWF dan saat ini berada di urutan ke dua belas.
Baca juga: Penyebab Ranking BWF Jonatan Christie Turun Drastis, Konsistensi Menurun saat War Tiket Olimpiade
Bukan hanya wakil Malaysia, nasib apes juga diderita oleh eks juara Indonesia Open 2022, Nami Matsuyama/Chiharu Shida (Jepang).
Nami/Shida yang biasanya selalu nangkring di top 5 ranking BWF saat ini juga tergusur dan harus menduduki posisi ke-11.
Hal yang sama bisa saja dialami oleh Apriyani/Fadia mengingat akan ada penghapusan poin dari turnamen tahun 2022 dalam update ranking BWF beberapa pekan ke depan.
Tepatnya torehan poin yang diraih oleh Apriyani/Fadia di Singapore Open 2022 lalu di mana kala itu mereka keluar sebagai juara.
Apabila poin itu terhapus, jagoan Indonesia itu bisa saja terjun bebas dan terdepak dari 10 besar ranking BWF.
Pasalnya, untuk saat ini saja, Apriyani/Fadia diprediksi melorot ke urutan delapan setelah dua rivalnya naik tingkat.
Adapun rivalnya adalah Jeong Na Eun/Kim Hye Jeong (Korea) dan Yuki Fukushima/Sayaka Hirota (Jepang) yang konsisten sejak awal kompetisi 2023.
Kini tepat di bawah Apriyani/Fadia ada dua andalan Thailand yakni Jongkolphan Kititharakul/Rawinda Prajongjai dan Benyapa Aimsaard/Nuntakarn Aimsaard.
Jika dibandingkan, performa kedua pasangan lebih stabil ketimbang Apriyani/Fadia dalam mengarungi kompetisi 2023.
Ini akan jadi alarm bahaya bagi kontingen Indonesia karena bisa saja mereka tidak memiliki wakil yang menghuni 10 besar Ranking BWF.
Cara Apriyani/Fadia Bertahan di Top 10 Ranking BWF
Apriyani/Fadia untuk saat ini secara tidak langsung setidaknya membutuhkan satu gelar juara atau final pertamanya pada tahun 2023 ini.
Tercatat sejak awal kompetisi 2023 bergulir, Apriyani/Fadia cukup kesulitan untuk menembus ke final.
Mereka cukup sering tersingkir di babak semifinal dan perempat final dalam sebuah turnamen.
Sebenarnya itu bukan capaian yang buruk. Karena jika mencapai babak itu, mereka mendapat tambahan poin yang terbilang cukup banyak.
Baca juga: Jadwal Debut Kevin/Rahmat Terungkap, Dewan BWF Asal Indonesia Beri Bocoran
Hanya saja jika mereka bisa meraih final atau justru juara, akan menyuntik perolehan poin lebih banyak.
Apalagi gap poin di ganda putri saat ini cukup tipis, sehingga capaian perempat final dan semifinal bukanlah hal yang dibilang aman.
Sayangnya, untuk saat ini tampak sulit bagi Apriyani/Fadia untuk mencapai itu.
Jika menilik kiprah mereka pada tahun 2023 ini saja, torehan apiknya yakni semifinal Malaysia Open dan Swiss Open.
Sisanya, Apriyani/Fadia cukup sering terhenti di babak perempat final dan beberapa kali di 16 besar.
Oleh karena itu, Apriyani/Fadia setidaknya butuh satu gelar juara untuk tetap bersaing di 10 besar.
Apriyani/Fadia Nyaris 1 Tahun Puasa Gelar
Seiring dengan menurunnya performa Apriyani/Fadia dan nyaris terdepak dari top 10 Ranking BWF, ternyata mereka nyaris 1 tahun puasa gelar.
Dilansir BWF, terakhir kali Apriyani/Fadia meraih gelar juara yakni pada bulan Juli 2020 di Singapore Open.
Di mana kala itu dominasi mereka masih kuat di sektor ganda putri sebagai pasangan baru.
Juara itu lah yang mengantarkan Apriyani/Fadia sukses menembus 10 besar ranking BWF.
Kini memasuki bulan Juli 2023, Apriyani/Fadia belum juga kembali naik podium tertinggi.
Bahkan untuk masuk ke partai final, saat ini mereka belum pernah mencicipinya.
Capaian terbaiknya adalah semifinal di Malaysia Open dan Swiss Open.
Pastinya diharapkan performa mereka kembali stabil mengingat saat ini tengah berlangsung kualifikasi Olimpiade Paris 2024.
(Tribunnews.com/Niken)