TRIBUNNEWS.COM - MotoGP Mandalika 2023 di Sirkuit Mandalika dirancang ada hal baru nan menarik yang menghias.
Bupati Lombok Tengah, Lalu Pathul Bahri yang berkoordinasi dengan Tourism Development Corporation (ITDC) dan Mandalika Grand Prix Association (MGPA), berencana menghadirkan suguhan berupa atraksi Peresean pada MotoGP Mandalika 2023.
Atraksi Paresean akan dilaksakan pada pembukaan balapan MotoGP Mandalika 2023 yang berlangsung selama tiga hari, 13 hingga 15 Agustus.
Ide atraksi Peresean di opening ceremony MotoGP Mandalika 2023 mendapatkan sambutan positif dari MGPA.
Hal itu disampaikan oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Lombok Tengah, Lalu Firman Wijaya.
Baca juga: Kronologi Senggolan Maut di Sirkuit Mandalika Penyebab Haruki Noguchi MeninggalÂ
"Ada rencana untuk menyediakan slot tempat performnya Peresean dari pepadu-pepadu yang sudah papan atas untuk bisa berlaga pada pembukaan MotoGP Mandalika," ungkap Lalu Firman Wijaya, Senin (21/8/2023), seperti yang dikutip dari TribunLombok.
Dia berharap, atraksi Peresean dapat go Internasional lewat penayangan MotoGP Mandalika 2023 ke seluruh dunia.
Persiapan yang dilakukan pemerintah kabupaten Lombok Tengah juga tak tanggung-tanggung.
Ratusan pepadu alias petarung se-Pulau Lombok akan dihadirkan di Lapangan Bundar, Praya, Lombok Tengah dari 18 hingga 24 Agustus 2023.
Mereka adalah pepadu terbaik dari masing-masing kabupaten kota di Pulau Lombok yang dihadirkan dalam ajang Liga Peresean tersebut.
Lalu Firman Wijaya membeberkan, Liga Peresean merupakan gagasan dari bupati dan wakil bupati Lombok Tengah.
"Apa yang berbeda? Kami mencoba membuat Peresean ini menjadi lebih menarik. Adanya Peresean berarti tidak meninggalkan akar budaya kita," ungkap Firman Wijaya.
Mengenal Singkat Atraksi Paresean
Dilansir dari laman Kemenparekraf, atraksi Peresean adalah pertarungan antara dua lelaki yang bersenjatakan tongkat rotan (penjalin) dan berperisai kulit kerbau yang tebal dan keras (perisai disebut ende).
Tradisi ini dilakukan oleh masyarakat suku Sasak, Lombok, Nusa Tenggara Barat, Indonesia.
Tradisi itu menjadi tontonan yang unik dan menantang, tempat uniknya mereka menunjukan ketangkasannya bahkan ada pula yang menggunakan ilmu kesaktian masing-masing. Tapi tidak ada satu pun yang menaruh dendam.
Mereka bertarung bukan untuk mencari kalah menang tapi lebih kepada bagaimana mereka menguji ketangkasannya dalam bertarung.
Di Budaya Peresean untuk semua pepadu memiliki prinsip yaitu asuh (mau diarahkan/dibimbing), asih (harus kasih saying), asah (dapat memberikan masukan terhadap cara bermain peresean yang baik).
Pada saat pepadu masuk dalam arena harus berprinsip yaitu wiraga (tenaga), wirasa (tidak membuat lawan mati), wirama (pepadu harus memainkan dengan penuh irama sehingga peresean itu diiringi musik tradisional sasak),
Dan yang terakhir ialah wibawa yang memiliki pengertian setiap pepadu harus mempertahankan wibawanya pada saat memainkan peresean).
(Tribunnews.com/Giri)(TribunLombok/Sinto)