News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Voli

Liga Voli Korea Tren Servis Tipu-tipu, KOVO Tentukan Sikap demi Jaga Citra Fair Play

Penulis: Drajat Sugiri
Editor: Muhammad Nursina Rasyidin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Potret skuad tim voli Korea Selatan, KGC bersama Megawati Hangestri setelah mengalahkan Pepper Sabings Bank pada ajang Kovo Cup, Rabu (2/8/2023) dengan skor 3-1. KGC berhak lolos ke babak semifinal.

TRIBUNNEWS.COM - Federasi bola voli Korea Selatan (KOVO) mengambil sikap tegas melihat tren servis tipu-tipu yang tengah marak terjadi di V League 2023/2024.

Sejumlah pevoli melakukan servis tipu-tipu pada pertandingan Liga Voli Korea Selatan (V-League).

Hal ini dipandang merusak fair play dari sebuah pertandingan bola voli.

Endingnya, KOVO melakukan sosialisasi dengan memanggil 14 tim putra dan putri menyosialisasikan masalah tersebut, Rabu (1/11/2023).

Baca juga: Hasil Klasemen Liga Voli Korea Wanita: Tim Megawati Naik ke Posisi 3, Penakluk Red Sparks Terkapar

Menurut laporan Nate yang dilansir Naver-Sport, KOVO melarang adanya penggunaan servis tipu-tipu kembali terjadi di sisa pertandingan V-League musim ini.

Lantas seperti apa servis tipu-tipu yang dilakukan oleh para pevoli Liga Korea Selatan?

Tren itu muncul dalam pertandingan di sektor putra. 

Setelah wasit meniupkan peluit tanda serve bisa dilakukan, ada jeda 8-10 detik bagi para pevoli sebelum melepaskan servis.

Dalam kurun waktu tersebut, para pevoli berhak melakukan gerakan apapun sebelum bola terangkat atau dalam posisi servis.

Sayangnya, hal itu dimanfaatkan oleh sejumlah pevoli untuk sengaja membuat tim lawan melakukan fault atau kesalahan.

Potret skuad tim voli Korea Selatan, KGC bersama Megawati Hangestri setelah mengalahkan Pepper Sabings Bank pada ajang Kovo Cup, Rabu (2/8/2023) dengan skor 3-1. KGC berhak lolos ke babak semifinal. (Instagram @kgcvolley)

Gerakan tipuan melakukan servis membuat para pemain lawan, khususnya di sektor setter, akan langsung bergerak ketika bola di lepaskan.

Tentu saja ini membuat setter melakukan kesalahan sudah bergerak ke posisi depan ketika bola belum dilepaskan. Hal ini yang kemudian dipandang merusak citra fair play.

Tak sedikit pelatih yang mengeluhkan adanya servis tipu-tipu yang bertujuan untuk mendapatkan poin dengan cara melakukan kesalahan posisi pemain lawan.

Satu di antaranya ialah pelatih GS Caltex KIXX, Cha Sang-hyun.

Menurutnya tren servis tipu-tipu yang tengah marak terjadi di Liga Voli Korea merusak sportifitas pertandingan, meski dalam aturan tidak dilarang.

"Itu adalah tindakan yang tidak sportif," terangnya.

"Jika Anda membayangkan pemain kedua tim melakukan itu setiap kali mereka melakukan servis, itu akan menciptakan pemandangan yang buruk. Itu harus dilakukan dengan adil," sambung sang juru taktik.

Pevoli Indonesia, Megawati Hangestri ketika membela Daejeon Jungkwanjang Red Sparks di Liga Voli Korea Selatan saat berhadapan dengan GS Caltex. (Instagram @red__sparks)

Dalam sosialisasi yang dilakukan, KOVO menegaskan larangan penggunaan servis bersifat tipuan tersebut dilakukan lagi. Dalam keterangannya tidak disertai adanya hukuman yang berlaku.

Sebagai informasi saja, tren servis tipu-tipu ini dicontoh oleh klub V-League saat melakukan pertandingan uji coba melawan tim Liga Jepang, Panasonic Panthers.

Di Jepang tren servis tersebut tidak dilarang, yang imbasnya tim-tim V-League mengadopsi hal tersebut dalam pertandingan musim ini.

Imbasnya, servis yang dinilai merusak citra pertandingan bola voli inipun dianggap tabu oleh KOVO dan dilarang keras penggunaannya.

(Tribunnews.com/Giri)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini