Untuk sektor putra, para pevoli harus langsung hadir di Korea Selatan untuk melakukan latih tanding sebagai rujukan klub-klub apakah akan menyodori kontrak atau tidak.
Indonesia sempat memiliki beberapa wakil untuk sektor putra, namun hanya Rendy Tamamilang dan Dimas Saputra yang berangkat.
Adapun sektor putri, cukup mengirimkan rekaman video pertandingan ke KOVO. Dan hasilnya, Megawati Hangestri menjadi satu-satunya pevoli Indonesia di Negeri Ginseng saat ini.
Melihat dampak instan diberikan pemain asing Asia di liga, membuat KOVO akan memperbesar lingkupnya.
Tercatat akan ada 64 negara yang bisa mengirimkan wakilnya di Liga Voli Korea Selatan untuk mengikuti seleksi di draft pemain asing Asia musim depan.
Hanya saja ada dua catatan, negara tersebut harus terdaftar dalam Konfederasi Bola Voli Asia (AVC). Dan yang kedua, Australia tidak termasuk dalam kategori bisa mengirimkan wakilnya berkarier di Negeri Ginseng.
Artinya, para talenta Indonesia akan lebih sulit bersaing memperebutkan kuota mengisi pemain asing Asia di Liga Voli Korea Selatan.
2. Janjikan Kenaikan Gaji
Musim ini, para pevoli asing Asia mendapatkan gaji 130 juta won atau sekitar Rp 1,5 miliar. Dengan asumsi baru kali pertama berkarier di Negeri Ginseng.
KOVO akan meningkatkan nominal gaji yang diterima pevoli asing Asia musim depan.
Belum dijelaskan secara rinci berapa angka yang pas. Namun disebutkan bahwa pemain asing Asia di Liga Voli Korea musim depan akan memiliki gaji lebih tinggi dari pevoli lokal.
Sebagai informasi saja, pevoli lokal di Liga Korea Selatan mendapatkan bayaran paling rendah berada di angka Rp 1,7 miliar.
Kenaikan gaji yang dijanjikan KOVO selaras dengan tingkat kesulitan para pevoli untuk bersaing musim depan.
(Tribunnews.com/Giri)