TRIBUNNEWS.COM - Valentino Rossi adalah ikon terbesar yang pernah ada dari MotoGP. Siapa yang tidak setuju? Sampai kapanpun, sulit untuk melepaskan sosok The Doctor, demikian julukannya, dari sejarah ajang balap motor kelas tertinggi itu.
Bagaimana tidak, selama berkarier di sana, Rossi menciptakan rekor mentereng. Rekor abadinya adalah 89 kemenangan dan 199 kali naik ke atas podium. Ia mengamankan 9 kali gelar juara dunia dengan 7 diantaranya di kelas premier.
Sosok berkebangsaan Italia ini akhirnya meninggalkan arena MotoGP usai berlaga di Valencia 2021. Seperempat abad berkarier tentu bukan waktu yang sebentar. Namun, bukan berarti pula nama Rossi benar-benar pudar dari ajang tersebut. Ia tidak hanya meninggalkan warisan yang sulit ditandingi. Perannya beralih sebagai seorang mentor, pun kini mulai memperlihatkan tanda-tanda ke koridor yang semestinya.
Memang, sebelum menutup babak cemerlangnya, Rossi menanam benih dan membidani sebuah tim baru, yakni VR46. Tim ini mengandalkan talenta yang lahir dari akademi miliknya.
Proyek ini tidak main-main. Tim ini menjadi wujud gairah Rossi terhadap dunia balap yang tidak pernah padam. Ia membimbing pembalap muda yang berbakat untuk mendapatkan kesempatan tumbuh, berkembang dan menjadi protagonis di arena balap. Ada saudara laki-laki Rossi, Luca Marini dan Marco Bezzecchi, yang mencuat dan meraih gelar Rookie of the Year 2022. Tanpa butuh waktu lama, VR46 semakin moncer.
Berawal dari Ketidaksengajaan
VR46 Riders Academy lahir pada 2014 silam. Kala itu, Franco Morbidelli menjadi murid pertama Rossi. Kelak, beberapa talenta muda Italia mengikuti jejak Morbidelli. Beberapa di antara mereka pun menuai kesuksesan. Seperti Pecco Bagnaia, juara dunia MotoGP musim 2022 dan 2023.
Dari sana, wacana pembentukan tim balap VR46 mulai mengemuka. Wacana menjadi kenyataan ketika VR46 resmi ambil bagian di ajang Moto3, kemudian merangkak naik ke Moto2, hingga akhir menembus kelas tertinggi pada 2021.
Akademi VR46 bukan sesuatu yang direncanakan secara sengaja. Rossi mengaku bahwa mendiang pembalap Marco Simoncelli adalah orang pertama yang mengunjunginya dan memberanikan diri untuk meminta bantuan dan saran pada 2006.
Kala itu, sang kompatriot baru saja terjun ke Moto2 kelas 250cc. Mereka berlatih bersama di lokasi yang saat ini dikenal dengan Motor Ranch VR46, di kawasan Tavullia, Italia. Rossi melihat talenta besar Simoncelli dan menganggapnya sebagai rival, dalam arti positif, yang mampu mengimbanginya di arena balap.
Kemudian, lahirlah akademi VR46, dengan Morbidelli, sahabat kecil Rossi, yang tercatat sebagai murid perdana. Tanpa Rossi sangka, perkembangan akademi tersebut begitu pesat.
Melesat Melebihi Ekspektasi
Tanpa diiringi harapan berlebih, VR46 justru tampil lepas. Di musim perdananya mereka di MotoGP, VR46 sukses meraih podium. Mereka juga meraih kemenangan di MotoGP 2023, yakni di GP Argentina, Prancis dan India. Secara total, mereka naik podium tujuh kali. Catatan istimewa untuk tim yang masih minim jam terbang.
Kemudian, mereka juga duduk di peringkat 3 klasemen tim terbaik musim 2023. Bezzecchi pun bertengger di ranking 3 klasemen pembalap.
Untuk balapan musim depan, Bezzecchi masih akan menjadi andalan VR46 dengan Ducati Desmosedici GP tunggangannya. Namun, ia tak lagi ditemani Marini yang hengkang ke Repsol Honda. Sebagai gantinya, ada pembalap yang sedang naik daun, Fabio Di Giannantonio yang mengisi slot kosong peninggalan Marini. Mereka diperkirakan akan menjadi pesaing kuat tim mapan seperti Repsol Honda atau Monster Energy Yamaha.
Lantas, apa yang menjadi resep keberhasilan VR46 sejauh ini? Rahasianya adalah sederhana. Mereka bersenang-senang tanpa harus mengkhawatirkan hal lain. Tugas para pembalap hanya berlatih, bersaing, sembari mendengarkan apa kata Rossi. Ada pertarungan tiada ada untuk menjadi yang tercepat. Sementara, urusan kontrak, perjalanan dan hal lainnya menjadi tugas manajemen.
Satu hal penting lainnya adalah mereka selalu mempertahankan kesamaan. Ada harmoni yang ingin diciptakan Rossi. Pemilik nomor ikonik 46 ini mengajak orang-orang yang paling ia percaya untuk menempati pos penting.
Sang sahabat, Uccio Salucci, dipercaya sebagai direktur. Kemudian, ada Pablo Nieto, sahabat yang selalu ada di sisinya, bahkan sejak ia memulai karier ajang balap. Ada pula Matteo Flamigni, yang bertahun-tahun menjadi insinyur telemetri Rossi kala di Yamaha dan Ducati. Masih ada beberapa nama-nama lain yang selama ini dekat dengan Rossi. Mereka memberikan kesetiaan tak terbatas kepada Rossi.
Rossi selalu menanamkan kepada para pembalap muda untuk memenangkan gelar dengan cara bersenang-senang. Kini, lewat para pembalap muda akademi, warisannya di ajang MotoGP bahkan semakin hidup dari sebelumnya.
Gandeng Pertamina Enduro
Mencuatnya nama tim VR46 pada akhirnya menjadi magnet bagi siapa saja yang ingin menjalin kerjasama. Dengan pula dengan Pertamina Enduro yang memutuskan untuk menjadi sponsor utama VR46 selama 3 musim, terhitung sejak MotoGP 2024.
Artinya, selama 3 musim itu pula, tim ini akan menyandang nama Pertamina Enduro VR46 Racing Team.
Bagi Pertamina Enduro, langkah ini sungguh tepat untuk meningkatkan engagement mereka sebagai produk Indonesia yang mendunia. Keberadaan Rossi sebagai pemilik VR46 juga akan mendorong promosi Pertamina Enduro yang menjadi sponsor tim balap papan atas MotoGP.
Apalagi, nama Rossi masih begitu harum dan sosoknya hingga kini tetap dicintai para penggemar ajang balap tersebut. Sehingga akan menjadi prospek menarik bagi siapa saja yang bekerja sama dengan VR46.
CEO PT Pertamina Lubricants Werry Prayogi mengatakan, kerja sama ini menjadi langkah penting pengembangan produk pelumas Pertamina menuju level kelas dunia.
“Kemitraan PT Pertamina Lubricants dengan VR46 adalah langkah strategis untuk memperluas visi kami sebagai juara di industri pelumas. Sekaligus menjadi bukti bahwa tim sekelas VR46 Racing dan Valentino Rossi memiliki kepercayaan besar terhadap kualitas internasional dari produk Pertamina Enduro,” kata Werry, dikutip dari siaran pers.