TRIBUNNEWS.COM - Sejauh ini belum ada negara yang mengajukan diri sebagai tuan rumah Piala Thomas & Uber 2026.
Ya, Piala Thomas & Uber 2026 yang merupakan ajang badminton bergengsi dua tahunan tersebut belum menemukan sang tuan rumah.
Berkaca dari hal tersebut, pihak BWF pun kini telah memperpanjang tanggal batas waktu pendaftaran tuan rumah Piala Thomas & Uber 2026.
Dalam rilis terbarunya, pihak BWF mengumumkan bahwa batas waktu pendaftaran menjadi 1 Februari 2024 mendatang.
Baca juga: Gregoria Mariska Masuk Daftar Pebulu Tangkis dengan Perkembangan Terbaik 2023 Versi BWF
Situasi itu lantas mengundang sorotan Sekjen Federasi Bulu Tangkis Malaysia (BAM), Datuk Kenny Goh.
Dikutip dari New Strait Times, Kenny mengutarakan beberapa alasan yang menurutnya menjadi penyebab kurangnya minat calon tuan rumah Piala Thomas & Uber 2026.
Dengan tegas, Kenny mengkritisi BWF soal model penyelenggaraan Piala Thomas & Uber.
Menurutnya, harus ada perubahan model penyelenggaraan Piala Thomas & Uber agar ada negara yang berminat menjadi tuan rumah.
"Meskipun saya adalah anggota dewan BWF, saya tidak berbicara atas nama BWF di sini."
"Dalam pandangan saya sendiri, BWF harus mengevaluasi kembali dan meninjau ulang model penyelenggaraan."
"Karena saya merasa agak mengecewakan bahwa, hingga saat ini, belum ada penawaran yang masuk, sehingga mendorong BWF memperpanjang tenggat waktu," kata Kenny.
Lebih lanjut, Kenny juga mengatakan bahwa saat ini pihak BAM belum ada niatan untuk mengajukan diri sebagai tuan rumah Piala Thomas & Uber 2026.
"Pada saat ini, tidak ada niat dari BAM untuk mengajukan penawaran apapun, tapi mari kita lihat," tambah Kenny.
Diketahui, Malaysia terakhir kali menjadi tuan rumah Piala Thomas dan Uber pada 2010 silam.