Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Majid
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pengurus Pusat Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) sebelumnya mengumumkan bahwa turnamen bulutangkis Indonesia Open 2024 bakal diadakan di Venue anyar, Indonesia Arena, Gelora Bung Karno.
Namun kabar terbaru, Indonesia Open yang digelar pada 4-9 Juni 2024 tetap diadakan di Istora Senayan, Jakarta.
Direktur Pusat Pengelola Komplek Gelora Bung Karno (PPKGBK), Rakhmadi Afif Kusuma pun turut buka suara terkait batalnya gelaran Indonesia Open di Indonesia Arena.
Menurutnya, Indonesia Open tak bisa diadakan di Indonesia Arena lantaran terkedala secara teknis penerangan lampu.
“Mengenai badminton untuk Indonesia Open nanti memang ada rencana di Istora. Kenapa? Memang secara teknis mengenai pencahayaan lampu dari PBSI itu mereka perlu menambahkan lightingnya,” kata Rakhmadi saat diwawancarai Kamis lalu.
“Di mana itu lightingnya berbeda dengan lighting basket mereka masih mengukur kembali kalau di Indonesia Arena karena ini event yang cukup serius mereka tampaknya akan ke Istora dahulu mungkin baru di tahun berikutnya nanti di Indonesia Arena,” lanjut Rakhmadi.
“Karena kalau main di sini akan menjadi pertama kali mereka harus menyiapkan berbagai hal yang secara infrastruktur juga perlu kita tingkatkan dahulu,” terangnya.
Rakhmadi juga menyangkal terkait adanya isu batalnya turnamen Indonesia Open di Indonesia Arena karena harga sewanya yang cukup tinggi.
Menurut PPKGBK harga sewa Indonesia arena antara Rp 700 juta – Rp 750 juta per hari, sementara Istora Senayan Rp 350 juta per hari.
“Oh bukan masalah biaya sih mereka kalau secara organisasi secara profesionalisme mereka sudah biasa dan juga bisa diketahui sponsorship-nya juga sangat banyak, jadi bukan biaya tetapi lebih masalah infrastruktur yaitu pencahayaan,” jelas Rakhmadi.
“Ini gedung baru pertama kali untuk bulu tangkis sehingga mereka perlu uji coba dahulu, perlu pengetesan. Jadinya mungkin akan didesain di Istora,” pungkasnya