News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Indonesia Open 2024

Batal di Indonesia Arena, Indonesia Open Jadi Turnamen Super 1000 dengan Kapasitas Penonton Terkecil

Penulis: Alfarizy Ajie Fadhillah
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pebulu tangkis tunggal putra Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting bersiap bertanding melawan pebulu tangkis tunggal putra Denmark, Viktor Axelsen dalam babak final Kapal Api Group Indonesia Open 2023 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (18/6/2023). Anthony Ginting gagal menjadi juara tunggal putra Kapal Api Group Indonesia Open 2023 setelah dikalahkan Viktor Axelsen dengan skor 14-21 dan 13-21. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN

Batal di Indonesia Arena, Indonesia Open Jadi Turnamen Super 1000 dengan Kapasitas Penonton Terkecil

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Alfarizy AF

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia Open menjadi turnamen Super 1000 dengan kapasitas penonton paling sedikit dibandingkan turnamen lainnya.

Hal tersebut menyusul gagalnya Indonesia Open 2024 berlangsung di Indonesia Arena, Senayan, Jakarta.

Seperti diketahui, Indonesia Open sebelumnya direncanakan digelar di venue berkapasitas 16 ribuan penonton tersebut.

Sayangnya, karena ada infrastruktur yang belum memadai, Indonesia Open kembali dilangsungkan di Istora Senayan, Jakarta.

Ketua Panitia Penyelenggara Indonesia Open 2024, Armand Darmadji, mengatakan bahwa tiga turnamen Super 1000 lainnya sudah menggunakan venue yang bisa menampung lebih dari 14 ribu penonton.

"Sangat disayangkan Indonesia ini satu-satunya negara yang Super 1000 dan belum punya stadion kapasitas lebih 10 ribu. Di negara lain semua yang super 1000 sudah di atas 14 ribu penonton," kata Armand.

Tiga turnamen lainnya adalah Malaysia Open di Axiata Arena (16 ribu penonton), Cina Open di Changzhou Olympic Sport Centre (38 ribu) dan All England di Utilita Arena Birmingham (15.800).

Armand Darmadji mengatakan bahwa pihaknya telah sempat melakukan uji coba bersama atlet dan juga mengundang para ahli, serta BWF untuk mengetes Indonesia Arena.

"Setelah melakukan uji survey di sana, kami tiga kali bolak-balik dengan tim, baik dengan BwF, kami juga sempat bawa pemain ke sana (Indonesia Arena) latihan di sana, kami juga bawa tim ahli," ujar Armand.

Alasan Indonesia Open 2024 Batal Berlangsung di Indonesia Arena

Armand Darmadji menyebut bahwa venue berkapasitas 16 ribuan penonton itu belum memadai untuk menggelar turnamen bulutangkis.

Aspek dari Indonesia Arena yang belum memungkinkan untuk menggelar ajang tepok bulu adalah infrastruktur berupa ridging yang belum memadai untuk dipasangkan lampu penerangan dan ambience.

"Jadi untuk ridging sendiri kami itukan untuk memasang lampu di atas harus makai ridging yang nembak dari atas. Ridging tersebut sebenarnya tidak berat, seperti di Istora bisa dan kami pernah pasang juga di ballroom untuk kompetisi di bali itupun bisa," kata Armand Darmadji, dalam konferensi pers di Senayan, Jakarta, Selasa (2/4/2024).

"Mungkin karena (Indonesia Arena) dibangun ada kepentingan lain di strukturnya tidak bisa menopang keperluan kami untuk ridging yang dipasang lampu di atas seberat 6 ton tidak bisa dipasang. Sebenarnya tidak terlalu berat karena ridging-nya sendiri beratnya 2 ton, hanya lampu tambahan 4 ton dan itupun menurut kami masih dalam taraf yang wajar. Mungkin (Indonesia Arena) dulu dibangun cepat untuk FIBA, jadi mungkin ada yang tidak terhitung. Itu asumsi kami ya," jelasnya.

Armand Darmadji mengatakan bahwa pihaknya bersama BWF dan juga atlet pun sudah sempat melakukan survei untuk penggunaan Indonesia Arena.

Selain berisiko, Armand pun mengatakan secara estetika penggunaan ridging mengganggu pandangan penonton yang menyaksikan pertandingan di lapangan.

"Namun setelah melakukan uji survei di sana, kami tiga kali bolak-balik dengan tim, baik dengan BWF, pemain untuk uji latihan di sana, tim ahli untuk struktur, ternyata jawaban dari mereka, kami mendapat surat dari PPK GBK bahwa kami tidak bisa mengadakan event, karena strukturnya tidak bisa dipasang di sana," ucap Armand.

"Kami tidak bisa memaksakan karena berisiko di sana. Lalu kalau dipaksa, itu juga akan tidak bagus dilihat penonton, sehingga akan menurunkan kelas Indonesia," jelasnya.

Sekadar informasi, Indonesia Open 2024 akan berlangsung di Istora Senayan, Jakarta, pada 4-9 Juni mendatang.

Turnamen ini akan menjadi ajang penentuan untuk penentuan seeding atau nomor unggulan di Olimpiade Paris 2024.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini