TRIBUNNEWS.COMÂ - Dani Pedrosa akhirnya mengungkapkan alasan dirinya memilih pensiun dini dari kelas balap MotoGP.
Perlu diketahui, Dani Pedrosa yang terkenal setia dengan Repsol Honda memilih gantung helm di tim pabrikan Jepang tersebut pada musim 2018.
Saat itu pembalap berpaspor Spanyol itu masih berusia 33 tahun dan cuti dari MotoGP karena cedera yang ia alami.
Ternyata kondisi Pedrosa saat memilih untuk hiatus dari MotoGP lantaran adanya kelelahan kronis selama menjadi rider MotoGP.
Dilansir Crash, kasus kelelahan kronis yang menimpa pembalap di kelas premier ini bukan hanya dialami oleh Dani Pedrosa.
Casey Stoner yang merupakan mantan pembalap Honda dan Ducati diketahui juga memiliki masalah tersebut.
"Seperti (Casey) Stoner, saya juga mengalami kelelahan kronis di tahun-tahun terakhir saya di MotoGP," ungkap Pedrosa.
"Dua atau tiga tahun terakhir karier saya (di MotoGP), saya menanganinya (masalah kelelahan kronis)."
"Saya terus berusaha sampai saya menyadari bahwa saya tidak bisa keluar dari sana (kelelahan kronis). Dan saya harus berhenti balapan. Butuh waktu sekitar tiga tahun untuk kembali ke jalur yang benar," katanya menambahkan.
Kiprah Dani Pedrosa sebelum akhirnya gantung helm di usia yang masih muda cukup mengesankan.
Sempat bertandem dengan Marquez, Pedrosa tercatat sudah tiga kali menjadi runner-up di kejuaraan dunia MotoGP.
Pembalap dengan nomor #26 itu juga tiga kali meraih posisi ketiga dalam kelas MotoGP sepanjang kariernya.
Sayangnya selama torehan manis itu dibukukan, dia belum pernah mencicipi sebagai juara dunia.
Baca juga: Terpojok di Pasar Transfer Pembalap MotoGP, Jack Miller: Tak Perlu Bicara soal Keadilan
Hal itu tak lepas dari efek cedera gegara crash yang sering kali ia alami ketika menjadi pembalap MotoGP.
Walau begitu, Pedrosa adalah pembalap tersukses yang tidak pernah memenangkan kejuaraan MotoGP.
"Kami menghitung total waktu saya tidak bisa beraksi karena cedera," katanya.
"Semua balapan yang tidak dapat saya ikuti karena cedera itu, dan kami menyimpulkan bahwa saya akan absen sekitar 17 atau 18 seri dalam satu musim penuh."
Ketika memutuskan pensiun, Pedrosa menerangkan dirinya masih memiliki masalah dengan tulang selanganya yang cukup parah.
Dia menerangkan bahwa tulang itu hancur dan sebagian rusah parah.
Untuk memulihkan itu butuh waktu cukup lama. Sehingga dia memutuskan untuk menyudahi kariernya sebagai rider MotoGP.
"Saat saya pensiun, tulang selangka saya bermasalah parah, tulang itu hancur. Sebagian tulangnya rusak parah; tulangnya tidak bisa pulih dengan sendirinya."
"(Cedera) Itu tidak akan mengeras dan tidak dapat menahan semua kekuatan yang saya berikan padanya. Itu adalah proses yang sangat panjang, dan berkat beberapa dokter sel punca, saya dapat menyelesaikannya," cerita Pedrosa.
Setelah dibalut rasa sakit selama bertahun-tahun, Dani Pedrosa akhirnya memutuskan untuk pensiun sebagai pembalap waktu penuh MotoGP.
Padahal secara usia kala itu Pedrosa masih bisa bersaing dengan rider elite lainnya.
Hanya saja dia tidak mau mengambil banyak risiko yang membuat cederanya semakin parah.
Selesai tugasnya sebagai pembalap penuh di Honda, tiga tahun kemudian Pedrosa kembali ke kelas MotoGP.
Namun status Pedrosa berbeda. Dirinya menjadi test rider KTM yang membantu pengembangan motor RC-16 milik pabrikan Austria.
Beberapa kali Pedrosa juga turut menggunakan jatah wildcard-nya untuk kembali balapan.
Seperti contoh musim 2023 lalu dia balapan di Spanyol dan San Marino. Sedangkan tahun 2024 ini di Spanyol.
(Tribunnews.com/Niken)