Tempuh 14 Jam Perjalanan, Ahsan Kecil Rela Pisah dari Orangtua Demi Susul Kevin Sanjaya di PB Djarum
TRIBUNNEWS.COM - Audisi PB Djarum 2024 menghadirkan beragam cerita perjuangan atlet-atlet kecil bibit perbulutangkisan Indonesia dalam meraih mimpi mereka.
Satu di antara cerita itu datang dari Laode Muhammad Ahsan (10), bocah dari Sorong, Papua Barat yang menjadi peserta di Audisi Umum PB Djarum kelompok U-11 di GOR Jati, Kudus, Jawa Tengah.
Ditemui Jumat (13/9/2024), Ahsan menuturkan harus menempuh perjalanan selama 14 jam dari kota asalnya itu ke lokasi audisi lintas pulau dan provinsi.
Selama perjalanan meraih mimpinya itu, Ahsan ditemani ibu dan adiknya.
Baca juga: Plaza Juara hingga Dapur Anti-Junk Food, Asrama Bulutangkis PB Djarum yang Memesona Peserta Audisi
Perjuangan Ahsan bukan cuma soal jarak, di Kudus dia juga harus berpisah dari ayah dan ibunya demi menjalani pelatihan.
Ahsan sudah berada di Kudus selama 3 bulan sebelum audisi ini berlangsung.
Selama di kota tersebut, dia hanya ditemani pelatihnya, Erick Eriawan yang berasal dari klub Champions Kudus, klub binaan yang menjadi feeder bagi PB Djarum.
"Saya ingin seperti Kevin Sanjaya, juara dunia," ujar Ahsan kecil saat ditanya apa yang menjadi motovasinya hingga mau berjuang sedemikian rupa.
Kevin Sanjaya, pemain ganda putra jebolan klub PB Djarum rupanya sudah meninggalkan kesan mendalam bagi banyak atlet muda macam Ahsan untuk bisa meneruskan jejaknya.
Baca juga: Kata Kevin Sanjaya Soal Aksi Tengil di Lapangan, Jawab Teka-teki Comeback ke Bulu Tangkis
Demi itu, Ahsan rela menjalani latihan fisik yang keras setiap hari.
"Latihannya setidaknya 2-3 jam per sesi," kata Erick sang pelatih.
Ahsan menambahkan, melahap sejumlah latihan fisik seperti berlari, melompat, dan sejumlah latihan lain selain pematangan teknik pukulan dan footwork.
Selama menjalani persiapan mengikuti Audisi Umum PB Djarum, Ahsan juga harus pintar-pintar membagi waktunya untuk sekolah yang dia jalani secara online.
"Guru akan mengirimkan tugas yang harus dikerjakan," kata Ahsan.
Kandas di Semifinal, Berharap Super Tiket
Sayang, perjalanan panjang Ahsan di Audisi Umum PB Djarum tahun ini harus kandas di babak semifinal. Padahal, satu langkah lagi, Ahsan berpeluang untuk masuk ke tahapan karantina.
Tampak kecewa, Ahsan masih berharap bisa mendapatkan Super Tiket yang diberikan kepada peserta audisi yang dinilai tim pencari bakat punya potensi bagus namun gagal di fase pertandingan.
Baca juga: Kuota Peserta Terpilih Audisi Umum PB Djarum 2024 Unlimited, Yoppy Rosimin: Tergantung Kualitas
"Tekad saya bergabung dengan PB Djarum makin kuat. Kemarin sempat ikut tur asrama, melihat bagaimana nantinya kita bisa latihan, itu yang bikin saya makin ingin bergabung," katanya.
Sang pelatih mengatakan, Ahsan sebetulnya sudah memiliki kemampuan yang bagus dari sisi teknik.
"PR-nya memang masih soal daya juang. Masih kurang ngotot di lapangan," kata dia.
Baca juga: Banyak Tangisan di Lapangan, Audisi Umum PB Djarum 2024 Cari Pebulutangkis Bermental Petarung
Ahsan hanya satu di antara ribuan peserta audisi yang punya mimpi bergabung dengan klub bulutagkis asal Kudus tersebut.
Tak kurang dari 1.966 pebulutangkis belia mendaftarkan diri untuk mengikuti proses seleksi.
Mereka datang dari berbagai daerah di Tanah Air, seperti Sumatera 63 peserta, Kalimantan 53 peserta, Jawa Tengah 1.242 peserta, Jawa Barat 188 peserta, Jawa Timur 203 peserta, Bali 9 peserta, Sulawesi 32 peserta, dan Papua 19 peserta.
Angka ini melonjak drastis dibanding tahun lalu sebanyak 1.529 peserta.
Libatkan Kejelian Para Legenda Bulutangkis
Dalam proses seleksi ini, PB Djarum tak hanya menyertakan tim pencari bakat yang berasal dari jajaran pelatih klub tersebut, namun juga memboyong sejumlah legenda bulutangkis untuk ikut menyeleksi para peserta turnamen.
Sederet legenda bulutangkis Indonesia yang turut serta memantau bakat para peserta Audisi Umum PB Djarum 2024 sejak hari kedua itu antara lain Liliyana Natsir, Tontowi Ahmad, Maria Kristin, Richard Mainaky, Marlev Mainaky, Hariyanto Arbi, Debby Susanto, Susy Susanti, Ivana Lee, Chafidz Yusuf, Liem Swie King, Lius Pongoh, dan Kevin Sanjaya.
"Para legenda bulutangkis PB Djarum dan Indonesia ini berperan dalam menilai kualitas pemain. Mereka punya kejelian," papar Yoppy.
Dia juga menyoroti tingginya animo peserta audisi tahun ini.
Tak kurang dari 1.966 pebulutangkis belia mendaftarkan diri untuk mengikuti proses seleksi. Mereka datang dari berbagai daerah di Tanah Air, seperti Sumatera 63 peserta, Kalimantan 53 peserta, Jawa Tengah 1.242 peserta, Jawa Barat 188 peserta, Jawa Timur 203 peserta, Bali 9 peserta, Sulawesi 32 peserta, dan Papua 19 peserta.
Angka ini melonjak drastis dibanding tahun lalu sebanyak 1.529 peserta.
Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation yang juga Ketua PB Djarum, Yoppy Rosimin menyatakan, angka ini merupakan merupakan angka kesepertaan tertinggi sejak pihaknya menggelar Audisi Umum yang berpusat di satu kota saja yaitu Kudus.
"Kami mengucapkan terima kasih atas tingginya animo peserta, yang datang dari seluruh penjuru Indonesia, dengan segala problematikanya bisa datang dan berkompetisi. Kami menghargai niat para peserta dengan memberikan pelayanan yang baik agar mereka mampu menunjukkan kemampuan terbaik mereka," katanya.
Selain itu, tingginya animo peserta Audisi Umum PB Djarum tahun ini, sambung Yoppy, juga menunjukkan kalau ekosistem bulutangkis Indonesia terjaga.
“Animo yang besar ini tentu tidak hanya menjadi kebanggaan bagi PB Djarum, tapi juga menandakan bahwa mata rantai regenerasi atlet Tanah Air masih terjaga,” ujar Yoppy.
Format Sistem Gugur, Cari Fighting Spirit
Ketua Tim Pencari Bakat Audisi Umum PB Djarum 2024, Sigit Budiarto menuturkan, bahwa selain kategori usia, inovasi lain dalam ajang pencarian bakat bulutangkis ini adalah skema di fase screening.
Pada Audisi Umum tahun lalu, peserta diberi kesempatan 5-10 menit untuk mencuri perhatian tim pencari bakat maupun legend, agar bisa lolos ke babak turnamen.
Sedangkan di tahun ini, fase screening mengadopsi pertandingan dengan sistem gugur 1 game hingga poin ke-21 (tanpa deuce/setting).
Peserta yang menang berhak melaju ke babak turnamen.
Sigit menyoroti, dengan skema ini, para tim penilai akan bisa melihat tidak hanya skill dasar para peserta, namun juga fighting spirit yang mereka punya.
Sigit menekankan, daya juang pemain di lapangan, adalah faktor yang tidak bisa diabaikan dan justru penting untuk dicermati untuk kemudian diasah.
“Dengan skema ini, peserta harus punya persiapan matang, memiliki daya juang tinggi, kemampuan yang mumpuni, dan totalitas ketika bertanding. Sebab, kemenangan akan menentukan mereka melangkah ke fase berikutnya atau tidak. Kami berharap agar atlet-atlet calon generasi masa depan memiliki mental juara, baik ketika bertanding maupun di luar lapangan,” tegas Sigit.
Setelah fase screening, tahapan berikutnya ialah tahap turnamen.
Untuk kategori putra, Super Tiket diberikan kepada para semifinalis, sementara di kategori putri, peraih Super Tiket yang melenggang ke tahap karantina adalah para finalis di babak turnamen.
Fasilitas ini akan diberikan bagi atlet yang memiliki kriteria tertentu, meski dalam proses seleksi mengalami kekalahan.
Pemain yang mendapat fasilitas ini dianggap tim penilai punya keistimewaan tersendiri terlepas dari hasil turnamen yang mereka dapatkan.
Adapun karantina diselenggarakan selama empat minggu dengan dua kali fase eliminasi, yang bertujuan melihat potensi dan mentalitas atlet.
Mereka yang lolos di tahap karantina akan mendapatkan Djarum Beasiswa Bulutangkis dan bergabung bersama PB Djarum.