TRIBUNNEWS.COM - Legenda bulutangkis Indonesia sektor tunggal putri, Susi Susanti menjadi satu di antara tim penilai bakat dalam Audisi Umum PB Djarum 2024 di GOR Jati, Kudus, Jawa Tengah, 10-14 September 2024.
Sebagai jebolan klub asal Kudus tersebut, Susi menilai audisi kali ini diisi oleh banyak peningkatan dalam berbagai hal.
"Untuk audisi kali ini, saya lebih melihatnya di putri. Peningkatan ini menjadi kebahagiaan tersendiri bahwa peminat dari atlet-atlet itu cukup banyak, lalu secara kualitas pun peningkatan cukup bagus karena sebelumnya saya melihat atlet putri yang baru belajar. Tapi sekarang mereka secara teknik sudah bagus, progres yang cukup bagus, ternyata ini lebih banyak daripada tahun-tahun sebelumnya sehingga memberi dampak buat kita, angin segar banget untuk tunggal putri," kata Susi Susanti.
Baca juga: Berapi-api, Liliyana Natsir: Peserta Audisi Bulutangkis Kalah Terus Nangis, Bagus!
Pasangan Alan Budi Kusuma ini, menambahkan, ajang audisi seperti ini merupakan bagian dari proses panjang yang wajib dilakukan dalam pembinaan bibit muda.
"Sebetulnya ini menjadi satu ajang luar biasa karena menjadi satu wadah yang sangat memudahkan bagi semua atlet-atlet yang ingin jadi atlet profesional. Lalu juga wadah ini akan memberi satu semangat juga untuk anak-anak muda. Beasiswa ini juga kan, ya kita tahulah, banyak dari keluarga kurang mampu, anak-anak yang berjuang mencapai mimpi mereka, 3 hari 3 malam naik kapal terus naik mobil, itu kan hal yang luar biasa. Dengan adanya perhatian yang diberikan PB Djarum dengan beasiswa dan klub juga, ini kan luar biasa, memudahkan PBSI juga karena klub memberikan atlet-atletnya untuk prestasi lebih tinggi," katanya.
Bagi Susi Susanti, perjuangan para peserta untuk mengikuti audisi sudah menjadi modal untuk bisa bersaing masuk ke PB Djarum. Dengan modal itu, kemauan para peserta harus juga dibarengi dengan latihan keras.
"Semangat luar biasa sudah jadi suatu modal, dia sudah rasakan bagaimana susahnya, dari kesusahan itu bisa jadi semangat luar biasa. Untuk bisa berhasil itu tidak mudah. Harus punya dasar di situ. Untuk nanti dia lolos usai berjuang, dia bisa merasakan bahwa perjuangan baru dimulai. Kegagalan itu bukan bikin patah semangat mereka, tapi mereka belajar dari kegagalan itu untuk meperbaiki diri. Ini suatu modal dan penilaian yang sangat baik," katanta.
Secara khusus Susi juga menyoroti panjangnya rentang munculnya pemain sektor putri yang bisa kompetitif di level dunia.
Seperti diketahui, setelah era Susi, dalam beberapa tahun baru muncul Mia Audina. Rentang panjang juga terjadi saat peralihan dari Maria Kristin ke Greogria Mariska Tunjung. Nama terakhir ini sukses meraih medali perunggu di Olimpiade Paris 2024.
"Untuk tunggal putri, kayaknya memang ada gap yang jauh, sempat berharap di Mia tapi Mia lalu tidak ada, lalu lama baru ada Maria Kristin, Bellatrix, dan Firda, nah itu satu-satu. Berbeda dengan ganda putra yang berkesinambungan karena ada senior mereka yang menarik. Ini sangat bagus. Setelah ini Putri KW masuk final, nah ini trennya sudah mulai meningkat, bukan cuma animonya, tapi kepercayaan bagi tunggal putri kita sudah meningkat, mungkin juga karena melihat Gregoria, itu akan berdampak. Sama seperti halnya di negara lain, Thailand misalnya, pas Ratchanok juara jadi bagus semua, Jepang pun sama. Ada dampak. Waktu zaman saya, ada Kak Ivana, Kak Endah, jadi faktor idola juga, itu akan berdampak ke bulu tangkis di negara tertentu," katanya.
Tak Kaget Jorji Raih Medali Olimpiade
Susi Susanti mengaku sudah memperkirakan kalau Gregoria Mariska Tunjung, bisa menjadi penerus jejak para seniornya di tunggal putri di kancah dunia.
Peraih medali emas Olimpiade Barcelona 1992 itu rupanya sudah mengendus kemampuan yang dimiliki Jorji, sapaan, Gregoria. Hanya, dia menilai Jorji harus lebih memompa semangat juangnya di lapangan.
"Jorji misalnya, saya pernah bilang dia punya bakat, tinggal kemauan, dan ternyata dia lebih dewasa dan matang, dia sudah tahu tujuan dan impian dia, sehingga ketika dia sudah matang, dia bisa menyelesaikan untuk menggapai mimpinya dia meraih prestasi tertinggi. Nah itu pemacu juga kan untuk atlet-atlet muda di bawahnya. Contohnya dengan adanya Putri KW, Ester, Komang, dan sebelumnya juga ada Bilqis. Nah itu sangat bagus sekali, tapi tentunya pembinaan juga harus baik. Memang itu proses, tidak mudah, karena proses itu ada atlet yang lama bisa matang, ada yang cepat untuk mematangkan diri," kata Susi.
Susi juga memberi sedikit nasihat untuk Gregoria agar tetap mampu menjaga kualitas permainan.
"Untuk Grego, (sekarang tantangannya) bagaimana dia tetap bisa mempertahankan, bukan turun. Dia sudah matang, dia harus bisa lebih menjaga komitmen, me-manage diri sendiri karena mempertahankan lebih susah. Tujuan sudah tahu, persiapan harus sama seperti sebelum dia masuk Top 10," kata dia.