News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

PON 2024

Viral Video Snack Santan Kemasan di PON 2024 Dipastikan Hoax, Menpora: Itu Bercandaan Oknum

Penulis: Drajat Sugiri
Editor: Muhammad Nursina Rasyidin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Viral santan kemasan diberikan untuk snack malam atlet Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI di Aceh-Sumut dan enu nasi kotak atlet PON 2024 tuai hujatan, padahal harga Rp50 ribu

TRIBUNNEWS.COM - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) RI, Dito Ariotedjo memberikan klarifikasi perihal adanya viral video snack di PON 2024 Aceh-Sumut. 

Penyelenggaran Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI kembali diwarnai yang mengundang perhatian.

Setelah heboh video makanan atlet yang dinilai kurang layak beberapa hari lalu, hal yang sama kembali terulang.

Viral video memperlihatkan makanan snack untuk atlet berisikan roti dan santan kemasan, yang seharusnya ialah susu. 

Paket snack malam tersebut dinilai tak sesuai ekspektasi terutama dengan adanya santan kemasan sebagai minuman pendamping roti.

Menpora Dito Ariotedjo saat memberikan jawaban soal carut-marutnya penyelenggaraan PON 2024 dalam rapat Komisi X DPR RI raker dengan Menpora RI, Selasa (17/9/2024) sore WIB. (Youtube DPR RI)

Sontak video tersebut menjadi pergunjingan, sebab evente sekaliber PON tercoreng akibat insiden tersebut.

Dalam rapat Komisi X DPR RI raker dengan Menpora RI yang berlangsung hari ini, Selasa (17/9/2024) siang WIB, Menpora Dito Ariotedjo memberikan klarifikasi.

Dia memastikan bahwa video tersebut adalah Hoax.

Setelah melakukan investigasi, pihaknya menjamin bahwa penyebar video tersebut adalah oknum ingin memperkeruh kondisi PON 2024 yang memang mendapatkan sorotan miring.

"Mungkin banyak pemberitaan di luar, khususnya perihal makanan dan venue," buka Dito Ariotedjo, dikutip dari YouTube DPR RI.

Dito Ariotedjo juga menjelaskan, bahwa penyelenggaraan PON 2024 mutlak merupakan wewenang pemerintah daerah, termasuk ABPD.

Namun dalam hal ini, Dito enggan cuci tangan. Dan memilih dirinya yang bertanggung jawab atas kondisi carut-marut yang tengah terjadi di PON 2024.

"Contoh yang paling terfaktual ialah viralnya snack dikasih roti, dan susu diganti santan. Saya pastikan itu Hoax dan bercandaan oknum," sambungnya menjelaskan.

Baca juga: Makanan Atlet PON Mengandung Santan, Jokowi Pastikan Ada Evaluasi 

"Setelah kita kejar, investigasi, akun-akunnya dimatiin dan di take down."

Dito tidak menampik bahwa ada beberapa insiden yang benar adanya perihal kurang pantasnya menu konsumsi yang diterima atlet maupun ofisial pertandingan pada PON kali ini.

Namun itu dipastikan hanya terjadi di pekan pertama. Menpora langsung bergerak dan meminta masing-masing daerah, dalam hal ini Aceh dan Sumut sebagai tuan rumah langsung berbenah.

"Terkait makanan, sempat di minggu pertama memang ada penyediaan makanan yang kurang memadai."

"Tetapi langsung dievalusasi, baik dari penyelenggaraan Aceh maupun Sumut, karena itu merupakan tanggung jawab daerah melalui APBD," terang pria yang pernah menjadi bagian dari tim basket RANS.

"Banyak informasi ada fakta, tapi ditambahi hoax juga."

Lebih lanjut, Menpora RI ini menjawab soal adanya venue yang disebut dalam kondisi belum siap untuk digunakan menggelar pertandingan.

Satu di antara contoh yang diambil ialah venue pertandingan voli indoor PON 2024. 

GOR tempat pertandingan cabang olahraga voli indoor sempat mendapatkan sorotan tajam. Selain kondisi di beberapa ruangan yang masih berantakan, akses jalan menuju lapangan juga masih belum sempurna.

"Terkait soal venue memang betul (ada yang rusak). Contoh, venue voli itu belum 100 persen jadi, tapi sudah bisa digunakan untuk pertandingan."

"Kemudian yang belum bisa digunakan ialah akses jalan dari belakangnya. Pada saat viral itu, jalan utamanya sedang proses sterilisasi."

"Tetapi sekarang jalan belakang sudah dikerjakan oleh PUPR dan bisa dipakai," tegasnya mengakhiri.

(Tribunnews.com/Giri)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini