TRIBUNNEWS.COM - Ukiran sejarah fantastis dipastikan terukir dalam perebutan gelar juara dunia di seri terakhir MotoGP 2024 melibatkan Jorge Martin vs Francesco 'Pecco' Bagnaia.
Hasil MotoGP Barcelona 2024 di Sirkuit Catalunya, Minggu (17/11/2024) menjamin sebuah ukiran sejarah prestise, entah itu Jorge Martin atau Pecco Bagnaia yang keluar sebagai juara dunia.
Situasinya menempatkan Jorge Martin sebagai 'pole' dalam perebutan juara dunia MotoGP 2024 berbekal 492 poin.
Pembalap Pramac Prima Racing tersebut unggul 19 poin dari Pecco Bagnaia yang mengekor di posisi kedua.
Jorge Martin cukup finis ke-9 pada balapan utama MotoGP Barcelona 2024 yang dimulai pukul 20.00 WIB, untuk mengakhiri perlawanan sang rival.
Sekalipun Pecco Bagnaia finis terdepan, tambahan 7 poin dari mengakhiri main race di posisi kesembilan, cukup untuk membuat JM89 menutup MotoGP 2024 sebagai pemuncak klasemen.
Sementara Pecco Bagnaia skenarionya terbilang rumit. Kemenangan di Sirkuit Catalunya tidak bisa menjamin Pecco merengkuh gelar juara dunia MotoGP kali ketiga beruntun.
Syarat lain yang wajib dia penuhi ialah Jorge Martin wajib finis di luar 9 besar, minimal posisi ke-10.
Menariknya, tidak peduli Martin atau Pecco yang juara dunia MotoGP tahun ini, ukiran sejarah dipastikan tercipta.
Sebuah sejarah sensasional akan terukir jika Jorge Martin juara dunia MotoGP 2024.
Pembalap berjuluk Martinator ini menjadi pembalap pertama non-pabrikan yang menjadi kampiun sejak MotoGP era 4-Tak dimulai tahun 2002.
Baca juga: Daftar Juara Dunia MotoGP - Karpet Merah untuk Jorge Martin, 2 Sejarah Langsung Digasak
Sejatinya ada beberapa pembalap yang mampu melakukan hal serupa, termasuk Valentino Rossi di MotoGP 2001. Namun catatannya, saat itu balap motor grand prix roda dua masih berada di kelas 500cc.
Sejarah beken juga bisa diukir Pecco Bagnaia. Saat ini dia mempunyai gap 2 digit poin dari Jorge Martin.
Namun dalam sejarah MotoGP era 4-Tak, belum ada pembalap yang mampu membalikkan defisit 2 digit poin di seri terakhir dalam perebutan gelar juara dunia.
Di MotoGP era 4-Tak, ada dua pembalap yang mampu comeback defisit poin di balapan terakhir dalam perebutan juara dunia.
Pembalap pertama ialah Nicky Hayden yang mampu melakukannya di musim 2006.
Kali ini melibatkan Valentino Rossi yang sebelum balapan unggul 9 poin atas pembalap asal Amerika Serikat itu memasuki seri terakhir di Valencia.
Di main race, Rossi mengalami kecelakaan, dan meski mampu meneruskan balapan, The Doctor hanya finis di posisi ke-13.
Hayden kemudian merebut gelar juara dunia MotoGP 2006 setelah finis di posisi ketiga dan mengakhiri musim unggul lima poin atas Rossi.
Dan yang terakhir ialah Jorge Lorenzo pada MotoGP 2015. Rossi saat itu memimpin perburuan gelar juara dunia dengan mengoleksi 312 angka, diikuti Lorenzo (305).
X-Fuera -julukan Lorenzo- sebenarnya tertinggal tujuh poin dari sang pemuncak klasemen, Valentino Rossi, sebelum mentas di Sirkuit Ricardo Tormo, Valencia.
Namun, kesuksesannya finis di posisi pertama dan di saat yang bersamaan Rossi hanya menyelesaikan balap di posisi empat, membuatnya unggul lima poin di klasemen akhir.
Kembali ke Pecco Bagnaia, dari dua momen di atas bisa dilihat, Hayden dan Lorenzo mampu membalikkan defisit poin di mana selisihnya hanya satu digit.
Sementara Pecco Bagnaia mempunyai gap poin dengan Jorge Martin dua digit.
Ini artinya, jika berhasil secara sensasional mengunci gelar juara dunia MotoGP 2024, Pecco Bagnaia menjadi pembalap pertama yang melakukannya dalam defisit poin 2 digit.
(Tribunnews.com/Giri)