TRIBUNNEWS.COM - Korea Expressway Hi-Pass menjadikan Megawati Hangestri Pertiwi sebagai standar mencari pemain asing Asia pengganti untuk mengarungi musim Liga Voli Putri Korea 2024/2025.
Sebagaimana diketahui Hi-Pass menjadi satu-satunya tim Liga Voli Putri Korea musim ini yang belum memiliki pemain asing Asia setelah melepas Yunieska Robles.
Pevoli yang mengisi posisi outside hitter tersebut mengisi kuota pemain asing Asia Hi-Pass yang ditunjuk pada try-out beberapa waktu lalu.
Namun dalam dua pertandingan yang dilakoni, Hi-Pass merasa hitter asal Kazakhstan tersebut tidak memberikan dampak signifikan terhadap tim.
Oleh karena itu Hi-Pass memilih untuk memutus kontrak kerjasamanya dengan Yunieska Robles pada penghujung bulan lalu.
Menariknya hingga akhir November ini, manajemen klub tidak kunjung memperkenalkan siapa pengganti Robles untuk mengisi kuota Asia.
Padahal kondisi Hi-Pass membutuhkan sosok yang berbeda untuk memberikan warna baru dalam permainan.
Hi-Pass tercecer di peringkat kelima di tabel Klasemen Liga Voli Putri Korea sementara berbekal 7 poin. Dari 8 pertandingan, tim yang identik dengan warna merah-biru tua ini membukukan 2 kemenangan dan enam kekalahan.
Usut punya usut, alasan mengapa Hi-Pass belum segera memperkenalkan pengganti Yunieska Robles karena sulitnya mencari sosok yang mirip Megawati Hangestri.
Pelatih Hi-Pass, Kim Jong-min, menjadikan Megatron, julukan Megawati sebagai standar dalam mencari pemain asing Asia.
"Saat ini dibutuhkan lebih banyak waktu untuk mencari pengganti pemain asing Asia," buka Kim Jong-min, dikutip dari laman Naver.
Baca juga: Jadwal GS Caltex vs Red Sparks di Liga Voli Korea, Momentum Megawati Cs Putus Tren Negatif
Dia memperkirakan, pemain asing Asia Hi-Pass baru bisa diumumkan ke publik pada awal bulan Desember.
"Kami juga membutuhkan lebih banyak waktu untuk mempersiapkan tim sebaik mungkin."
"Kapan? saya rasa Desember baru bisa mempertimbangkan atau bahkan mengumumkan sia rekrutan baru (pengganti pemain asing Asia)," tambahnya meneruskan.
Alasan Hi-Pass mencari pemain asing Asia seperti halnya Megawati atau Wipawee Srithong, karena mampu berperan sama baiknya ketika bertahan dan menyerang.
Mega, selain menjadi tumpuan utama dalam mencetak poin, juga dapat diandalkan ketika bertahan. Megatron menjadi salah satu yang terbaik ketika menciptkan block poin.
Hal serupa juga dimiliki hitter asal Thailand yang kini perkuat Hyundai Hillstate, Wipawee Srithong. Wipawee tampil tangkas dan gesit ketika bertahan, dia mampu memberikan keseimbangan.
Tapi jangan salah, dia juga bisa diandalkan ketika melakukan penyerangan.
"Sulit untuk menemukan pemain pengganti (asing Asia) seperti milik JungKwanJang (Megawati) dan Hillstate (Wipawee)."
"Keduanya berperan besar untuk tim, baik itu ketika bertahan maupun menyerang," tambahnya.
Kesulitan Hi-Pass semakin bertambah karena aturan Federasi Bola Voli Korea Selatan (KOVO).
KOVO menetapkan bahwa setiap tim hanya boleh mengganti pemain asingnya, entah Asia maupun Non-Asia dengan pevoli yang mendaftar melalui sistem try-out.
Sehingga secara pilihan, opsinya terbatas.
Untuk musim ini, Indonesia memiliki dua wakil, kecuali Megawati, yang bersaing di try-out Liga Voli Putri Korea. Keduanya adalah Aulia Suci Nurfadilla dan Yolla Yuliana.
Khusus nama terakhir sangat tidak mungkin untuk didatangkan Hi-Pass karena sudah berstatus sebagai pemain Tokyo Sunbaems.
Beda halnya dengan Auli Suci yang hingga detik ini tidak berkompetisi di mana pun, sebelum Proliga 2025 bergulir 3 Januari mendatang.
(Tribunnews.com/Giri)