Tren Baru, Virtual Run Menjadi Kegiatan Olahraga Sekaligus Ajang Aksi Amal
Laporan Wartawan Tribunnews.com Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lomba lari virtual (virtual run) semakin populer dalam beberapa tahun terakhir, terutama sejak pandemi COVID-19.
Tren ini terus berkembang dan menarik perhatian banyak pelari, baik pemula maupun profesional.
Biasanya, lomba lari virtual sering kali mengusung tema khusus, seperti Holiday Runs yang berhubungan dengan hari besar seperti Natal, Tahun Baru, atau Halloween atau eco run yang mengajak peserta peduli lingkungan.
CEO 99VR, Stevie Gopp mengatakan, dalam perkembangannya virtual run juga bisa jadi ajang charity yakni menggalang dana amal.
"Dengan kata lain, setiap langkah yang mereka ambil saat berlari tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan pribadi, tetapi juga dapat membantu orang-orang yang membutuhkan," kata Stevie Go di sela-sela penandatangan kerjasama dengan Ayobantu, platform donasi online di Jakarta belum lama ini.
Kerjasama ini bertujuan untuk mengintegrasikan kegiatan lari dengan aksi sosial.
Stevie menekankan pentingnya memperlancar proses donasi.
"Orang Indonesia sangat sosial, tetapi kadang bingung ketika harus berdonasi ke tempat yang terpercaya," katanya.
Melalui kerja sama ini, sebagian dari uang hasil pendaftaran untuk setiap event yang diadakan oleh 99VR akan disalurkan sebagai donasi.
"Misalnya, jika biaya pendaftaran untuk sebuah event lari ditetapkan sebesar Rp159.000, maka sekitar Rp5.000 hingga Rp10.000 dari biaya tersebut akan didonasikan," katanya.
Nama setiap peserta yang berpartisipasiakan muncul di kampanye ayobantu.
CEO Ayobantu, Agnes Yuliavitriani mengatakan, sebagai seorang pelari aktif, Agnes merasakan antusiasme untuk menjalin kerja sama ini.
Kolaborasi ini membuka peluang baru untuk menggerakkan lebih banyak orang dalam mendukung misi sosial.
"Ini bukan sekadar tentang berlari atau donasi, tetapi sebuah gerakan bersama untuk merajut tangan-tangan kebaikan yang membawa dampak nyata bagi mereka yang membutuhkan," kata Agnes.