Khususnya bagi tiga andalan nomor tunggal putra yang masih menjadi penghuni Pelatnas (BAM).
Akan ada Leong Jun Hao (26), Justin Hoh (20) dan Ng Tze Yong (24) yang bakal dipoles oleh Jonassen.
Sebagai gambaran, rekan jejak Jonassen sebagai pelatih tunggal putra Denmark telah memoles beberapa pemain bintang.
Satu diantaranya adalah Axelsen yang kini telah mengoleksi dua medali emas Olimpiade dari Paris dan Tokyo.
Lalu ada Antosen, kompatriot Axelsen yang tak kalah ciamik ketika beraksi di BWF World Tour.
Kemudian ada Gemke yang juga jadi amunisi andalan tunggal putra Denmark.
"Axelsen berusia 19 tahun, sementara Antonsen dan Gemke baru berusia 16 tahun saat Jonassen mulai melatih tunggal putra Denmark 11 tahun yang lalu. Hasilnya berbicara dengan sendirinya," papar James.
Jonaseen sebagai juru taktik anyar menyadari ada yang perlu ia perlajari soal bagaimana perbedaan kultur di Eropa dan Asia.
Dengan harapan, dia bisa mendiskusikan dengan baik soal bagaimana tipikal masing-masing pemain yang akan ia latih.
"Saya benar-benar tidak tahu perbedaan antara cara Eropa dan Asia. Itu adalah sesuatu yang harus saya cari tahu. Lebih baik bagi saya untuk mengamati dan mengajukan banyak pertanyaan di bulan-bulan awal untuk mengetahui lebih banyak," kata Jonassen.
"Saya bukan tipe orang yang datang dan mengatakan kepada para pemain bahwa ini akan terjadi. Saya harus banyak berdiskusi untuk mendapatkan lebih banyak detail karena saya akan bersama para pemain, sistem dan budaya yang baru."
"Saya harus membangun hubungan yang baik dan jujur dan pada akhirnya mendidik para pemain untuk memiliki kepemilikan individu atas karir mereka," tandasnya.
Meski akan melatih tunggal putra Malaysia, Jonassen tak akan mendampingi Lee Zii Jia.
Pasalnya jagoan Negeri Jiran tersebut sudah memilih jalur profesional bersama dengan pelatih kawakan, Wong Tat Meng.
Kendati begitu, magis dari Jonassen tetap menarik dinantikan untuk meningkatkan kualitas tunggal putra Malaysia.
(Tribunnews.com/Niken)