Program Penguatan Stimulasi Fisik Motorik di Kudus Diikuti 650 Anak Usia Dini dari 5 PAUD
Alfarizy/Tribunnews.com
TRIBUNNEWS.COM - Program Penguatan Stimulasi Fisik Motorik bagi anak di jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang diselenggarakan sejak Juli 2024 mencapai puncaknya melalui kegiatan PAUD Cerdas Bergerak yang berlangsung di Supersoccer Arena, Kudus, Jawa Tengah.
Selama tiga hari, sejak Jumat (13/12) hingga Minggu (15/12), kegiatan yang dinisiasi Bakti Pendidikan Djarum Foundation ini diikuti 650 anak usia dini dari lima lembaga PAUD.
Kelima PAUD itu adalah PAUD Terpadu Kalirejo, TK PG Rendeng, RA Nurul Haq, TK Cahaya Nur, dan TK Masehi.
Kegiatan ini menjadi salah satu upaya konkret dalam mendukung kebijakan nasional yang mendorong peningkatan aktivitas fisik anak di sekolah.
Bekerjasama dengan tim dosen dari Universitas Negeri Semarang dan Universitas Katolik Soegijapranata, program Penguatan Stimulasi Fisik Motorik telah melibatkan 45 guru dari KB/TK dan RA di Kudus.
Selama enam bulan, guru-guru mengikuti pelatihan dan pendampingan intensif untuk memperkuat kemampuan mereka mendukung perkembangan fisik motorik anak usia 4–6 tahun.
Mereka mendapatkan berbagai ide aktivitas fisik sesuai tahap perkembangan anak, serta cara mengatur waktu dan melakukan penilaian secara efektif.
Selain itu, parenting class juga membekali orang tua untuk mendukung aktivitas fisik anak di rumah.
"Kami bangga karena Kudus telah menjadi salah satu kabupaten pertama di Indonesia untuk menerapkan inovasi pembelajaran yang berfokus pada perkembangan fisik motorik anak. Program ini juga mendukung target Presiden Prabowo yang mengarahkan minimal 1 jam aktivitas fisik per hari di sekolah," ungkap Arini Budi Utami, Kepala Bidang Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Disdikpora Kudus, dikutip Senin (12/16/2024).
Kini, 5 PAUD tersebut telah berhasil meningkatkan durasi kegiatan fisik motorik dari 2 menjadi 4 jam per minggu dan mengintegrasikannya ke dalam rutinitas harian, seperti pembiasaan awal sebelum kelas, transisi antar kelas, dan kegiatan inti pembelajaran.
Salah satu contohnya, anak berpindah ke ruang makan dengan cara melompat mengikuti pijakan di lantai sekolah.
Peningkatan jam aktivitas fisik ini memberikan beragam manfaat bagi anak, salah satunya adalah peningkatkan kebugaran jasmani.
Hasil pre-post test menunjukkan dampak positif yang signifikan untuk kemampuan berlari, melompat, kekuatan genggaman, dan keseimbangan tubuh. Mayoritas anak yang sebelumnya berada pada kategori 'sangat rendah' kini meningkat ke kategori 'sedang.'