TRIBUNNEWS.COM - Meski baru saja dinobatkan sebagai penyerang terbaik dan pemain terbaik Eropa oleh UEFA, Diego Milito menjadi pemain dengan peforma terburuk dalam laga final Piala Super Eropa.
Buruknya lini belakang Inter di babak kedua dan kelemahan di lini tengah menjadi kunci perbedaan pertandingan ini.
Inter Milan
Julio César (6.0)
Berhasil menyelamatkan peluang yang dimiliki Reyes pada menit ke-59, tetapi agak lamban dalam mengantisipasi sepakan pemain yang sama saat mencetak gol pembuka.
Maicon (5.0)
Bek Brasil itu mengawali pertandingan dengan baik, tetapi tidak dalam tingkat stamina seperti biasanya. Sayangnya, ia mudah dilewati Reyes di gol pembuka dan tak menjalankan tugasnya dalam mengawal Simao untuk gol kedua.
Walter Adrian Samuel (5.5)
Samuel seharusnya memberikan gol pembuka saat berdiri bebas di mulut gawang dalam situasi bola mati pada babak pertama. Selain itu, bek Argentina itu tampil solid di babak pertama, dan seperti bek lainnya, tampil buruk di babak kedua.
Lucio (6.0)
Tidak memimpin lini belakang seperti biasanya, dan seperti Samuel, tampil lumayan di babak pertama, tetapi terlalu mudah dilewati Simao saat gol kedua.
Cristian Chivu (4.5)
Terus ditekan Reyes sepanjang pertandingan, dan terlihat tak pernah nyaman di sisi kiri pertahanan Inter.
Dejan Stankovic (4.5)
Nyaris tak terlihat sepanjang pertandingan. Gelandang Serbia ini harus tampil lebih menonjol jika masih ingin tampil rutin di tim asuhan Rafa Benitez.
Javier Adelmar Zanetti (6.0)
Kapten veteran ini sepertinya tak pernah dimakan usia. Ditempatkan sedikit ke tengah, Zanetti kurang mampu bertarung dengan Assuncao dan Garcia.
Esteban Matias Cambiasso (6.0)
Rajin merebut bola dan mempertahankan bola seperti biasanya, tetapi akhirnya kalah dari duet Assuncao dan Garcia.
Wesley Sneijder (6.0)
Langsung menggebrak lewat tendangan voli di menit-menit awal, tetapi cenderung menurun setelah itu. Sama seperti Forlan, Sneijder terlihat kelelahan setelah tampil hebat di Piala Dunia.
Eto'o (6.0)
Tampil bagus di awal, meski gagal benar-benar mengancam gawang De Gea, striker asal Kamerun ini seharusnya tampil lebih baik.
Diego Alberto Milito (4.5)
Terburuk di pertandingan. Gagal mencetak penalti untuk menutup malam yang cukup frustrasi baginya. Gagal kembali menjadi pahlawan bagi Inter seperti musim lalu, meskipun ia bisa saja menyalahkan kurangnya pasokan bola dari lini tengah.
• Pergantian
Goran Pandev (5.5)
Berhasil mendapatkan hadiah penalti setelah menggantikan Stankovic.
Coutinho (5)
Dimasukkan untuk menggantikan Sneijder yang tampak belum 100 persen fit setelah tampil hingga final Piala Dunia.
Atlético Madrid
De Gea (7.0)
Nyaris menjadi penonton sepanjang pertandingan, hingga menepis tendangan penalti Diego Milito secara spektakuler.
Tomas Ujfalusi (6.5)
Bek sayap bertenaga ini jarang diuji oleh penyerang Inter, bahkan hingga beberapa kali leluasa bergerak ke depan untuk membantu serangan.
Luis Amaranto Perea (7.0)
Berhasil menggunakan kecepatannya dengan tepat untuk mencegat bola. Dan seperti rekan-rekannya di belakang, jarang mendapat ujian dari Inter.
Diego Godín Leal (7.0)
Tampil tenang bersama Perea. Berhasil mengunci gerakan Milito dengan cukup mudah.
Álvaro Domínguez (7.0)
Tampil solid di kiri, tak pernah memberikan ruang gerak kepada Sneijder atau Stankovic sepanjang pertandingan.
José Antonio Reyes (7.5)
Kecepatan dan gayanya selalu mengancam dari sisi kanan serangan Atletico. Menyempurnakan penampilan istimewanya ini dengan gol pembuka.
Paulo Assunçao (7.5)
Gelandang bertahan ini menjadi kunci kemenangan di lini tengah dengan mencegah aliran bola ke Sneijder. Beberapa kali mencoba tembakan jarak jauh yang tak tepat sasaran, tetapi membantu menguasai bola.
Raúl García (7.0)
Berhasil menang dalam pertarungan dengan Cambiasso dan Zanetti, tetapi pelanggaran terhadap Pandev di kotak terlarang sedikit merusak kontribusinya.
Simão (7.0)
Melepaskan umpan kepada Aguero untuk gol kedua, dan rutin mengawal serangan dari kiri.
Diego Forlán Corazo (5.5)
Tidak mematikan seperti biasanya. Mencoba tembakan jarak jaruh, tetapi gagal mengancam Julio Cesar. Mungkin bolanya berbeda dengan Jabulani.
Kun Agüero (7.5)
Terbaik Pertandingan. Striker mungil Argentina ini sukses menjadi otak serangan timnya. Sering bekerjasama dengan rekan-rekannya untuk membuka ruang gerak, meskipun harusnya bisa mencetak gol lebih awal jika peluangnya di babak pertama tepat sasaran.
• Pergantian
Camacho (-)
Menggantikan Simao di waktu tambahan untuk mengulur waktu.
Fran Mérida (5.0)
Mantan gelandang muda Arsenal ini menggantikan sesama mantan pemain Arsenal Reyes pada menit ke-69, dan tak terlalu menonjol.
Jurado (-)
Masuk untuk menggantikan Forlan yang tampil buruk, tetapi tak punya kesempatan untuk memberikan kontribusi.
goal
Diego Milito Jadi yang Terburuk
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
AA
Text Sizes
Medium
Large
Larger