TRIBUNNEWS.COM, MALANG - Langkah yang diambil oleh Irfan Bachdim dan Kim Jefry Kurniawan untuk memilih klub awalnya di Indonesia, Persema Malang cukup mendapatkan acungan jempol. Sebab keduanya menjunjung tinggi etika ke-Timur-an yang mengalir di dalam darahnya. Meskipun, mereka berdua sangat mengetahui pilihan yang diambil sangat berisiko untuk kariernya di Timnas Merah Putih.
Kariri keduanya di Timnas Indonesia terancam setelah Persema Malang memilih untuk keluar dari ISL dan berlabuh ke LPI sedangkan LPI dianggap oleh PSSI sebagai kompetisi ilegal karena bukan bentukan asosiasi seperti yang diatur dalam AD/ART yang diadopsi dari statuta FIFA.
"Persema menjadi tim pertama yang mau menerima saya di Indonesia, sangat tidak mungkin saya meninggalkannya, saya bukan kacang yang lupa kulitnya, sedangkan untuk di timnas semoga tidak seperti yang dibicarakan banyak orang saat ini," jelas Irfan Bachdim yang nyaris senada dengan apa yang disebut oleh Kim Jefry Kurniawan.
Pelatih Timo Scheunemann pun menyangkal jika dirinya berperan dalam keputusan kedua pemain yang memang sejak awal digadang-gadang Timo sebagai calon bintang di sepakbola Indonesia.
"Mereka sudah cukup besar dan dewasa untuk mengambil keputusan, tidak benar jika saya dibalik keputusan yang mereka ambil," tegas Timo Scheunemann.(soccer)
Kim-Bachdim: Kami Bukan Kacang yang Lupa Kulit
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
AA
Text Sizes
Medium
Large
Larger