TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Polemik soal Indonesia Super League (ISL) dengan Liga Primer Indonesia (LPI) mendapat perhatian siswa SMA Ta’miriyah Surabaya.
Sebagai bentuk keprihatinannya, Sabtu (8/1), mereka menggelar referendum bola. Beda dengan jajak pendapat kebanyakan, referendum ini ditentukan dengan tendangan penalti.
Para siswa yang sudah mendapat kartu pemilih langsung mengambil 12 meter dari gawang yang sudah terpampang kain besar bergambar lambang ISL dan LPI. Jika memilih LPI, maka bola harus mengenai kain yang bertuliskan LPI, begitu sebaliknya.
Setelah itu mereka wajib mencelupkan jari ke tinta sebagai bukti telah memberikan suaranya. Referendum ini disaksikan 'pemain timnas' seperti Irfan Bachdim dan Christian Gonzales yang diperankan siswa.
Wakasek Kesiswaan Sucipto mengatakan, referendum ini untuk mengukur sejauh mana siswa memilih liga yang dinilainya mampu membawa sepak bola Indonesia bangkit dan berprestasi di tingkat internasional.
“Ini cerminan betapa para siswa dan masyarakat sangat rindu dan berharap agar sepak bola Indonesia bangkit dan berprestasi di tingkat Internasional,” katanya.
Hasil referendum tersebut akan dikirimkan ke Menpora dan PSSI. “Jangan sampai carut-marut sepakbola nasional ini menghambat prestasi bangsa,” tukasnya. (*)
Referendum Sepakbola, Pilih LPI atau ISL
Editor: Iwan Apriansyah
AA
Text Sizes
Medium
Large
Larger