TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Komite Normalisasi, Agum Gumelar menegaskan sikapnya untuk berjalan lurus menggelar kongres sesuai dengan instruksi FIFA. Agum bahkan berkali-kali mengatakan, kongres mendatang merupakan kongres darurat, yang tentu saja tak bisa segaris dengan kongres yang diatur seperti dalam statuta.
Pernyataan Agum kemarin, seperti menyiratkan pembentukan opini awal, membangun benteng pertahanan sebelum terang-terangan bakal kembali menjegal nama George Toisutta-Arifin Panigoro, yang oleh para pendukungnya telah positif bakal kembali diperjuangkan.
Agum menegaskan, dalam kongres nanti tidak akan ada penambahan agenda macam-macam, yang berarti juga termasuk agenda memasukan nama Toisutta-Panigoro, seperti yang terjadi dalam kongres 20 Mei kemarin.
"Agendanya hanya memilih Ketua, Wakil Ketua Umum dan Exco PSSI. Kongres biasa memang empat tahunan, tapi kali ini beda. Yang empat tahunan itu kongres biasa. Namun, kali ini kongres luar biasa," ujar Agum Gumelar.
Meski demikian, Agum nampaknya enggan disebut bakal kembali menjegal keinginan para pemilik suara dalam meloloskan Toisutta-Panigoro. Bahkan, Agum mengharapkan semua pihak agar jangan memposisikannya sebagai kubu yang berlawanan dengan Toisutta-Panigoro.
"Semua pihak, saya harap mempunyai satu tujuan untuk menyukseskan kongres pemilihan mendatang. Untuk media, janganlah memberitakan Komite Normalisasi yang dibenturkan dengan pihak-pihak lainnya. Yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah ini adalah kebersamaan," ujar Agum Gumelar.