TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Komite Normalisasi PSSI, Agum Gumelar mengatakan, kepergiannya ke Zurich, Swiss beberapa hari kemarin bukan lantaran untuk membisiki FIFA dengan laporan yang tidak-tidak, melainkan murni membawa amanat rakyat Indonesia.
Agum Gumelar juga menyangkal kepergiannya ke Zurich lantaran ingin menjadi pemilih dalam pemilihan Presiden FIFA yang baru. Menurut Agum, misi utamanya bertemu FIFA adalah untuk menyelamatkan sepakbola Indonesia dari jerat sanksi FIFA.
"Tujuan utama saya ke Zurich bersama Joko membawa amanat masyarakat sampai amanat Presiden, yang menginginkan kami melobi FIFA agar (Indonesia) tidak terkena sanksi. Kami sudah melakukan koresponden mengenai tindakan itu. Dan saat di Zurich, saya bertemu (Van) Hattum dan Thierry (Regennas), dan mengutarakan semuanya," ujar Agum Gumelar, kemarin.
Agum mengatakan, upaya tersebut berbuah hasil. Meskipun, klaim Agum tersebut dibantah leh kenyataan bahwa sehari sebelumnya, delegasi lain dari Indonesia yang terlebih dahulu bertemu Sekjen FIFA mengatakan, FIFA tidak menjatuhkan sanksi terhadap Indonesia.
"Intinya saya sampaikan jangan sampai FIFA menjatuhkan sanksi untuk Indonesia. Dan Indonesia diberi peluang terakhir sebelum 30 juni untuk memilih Ketua, Wakil Ketua Umum dan Exco.
Ketentuan yang berlaku sama dengan kongres pada 20 mei. Keputusan itu dikeluarkan fifa dan diteruskan dalam sidang exco," ujar Agum Gumelar.