TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perwakilan para pemilik suara PSSI yang masuk dalam gerbong pendukung Toisutta-Panigoro menilai apa yang disampaikan Agum Gumelar mengenai kongres mendatang yang disebutnya kongres luar biasa (KLB) merupakan upaya menutup jalan bagi para pemilik suara menyuarakan aspirasi mereka.
Lambertus Tukan, Sekum Pengprov PSSI NTB mengatakan, sebetulnya kongres mendatang bukan kongres luar biasa seperti yang disuarakan Agum Gumelar. Alasannya, kongres yang dijadwalkan berlangsung 30 Juni mendatang itu merupakan kongres pengulangan lantaran kongres 20 Mei berakhir deadlock.
Jika kemudian Agum buru-buru membuat pernyataan bahwa kongres mendatang adalah kongres luar biasa, menurut Lambertus merupakan suatu bentuk pemaksaan kehendak Komite Normalisasi yang ingin mengatur kongres dengan tangan besi.
"Kami melihat ini adalah upaya untuk menutup jalan kami. Mematikan aspirasi dari anggota PSSI itu sendiri. Sebab sebetulnya ada beberapa agenda yang kami ingin sampaikan dalam kongres, yang menjadi aspirasi dan keinginan kami. Jika kemudian Agum mengatakan kongres ini kongres luar biasa, dasarnya dari mana," ujar Lambertus Tukan.
Menurutnya, apa yang dilakukan Agum Gumelar saat ini telah berjalan di luar aturan yang sebenarnya. Apalagi, dalam surat FIFA tanggal 30 Mei 2011 juga tidak menyebut dengan jelas jika kongres mendatang merupakan kongres luar biasa.
"Agum ingin mendominasi dan memaksakan posisinya dalam kongres nanti. Dia menginginkan kongres ini jadi kongres luar biasa supaya bisa bertindak dengan tangan besi dan menolak segala masukan serta aspirasi dari pemilik suara yang bertekad melakukan perubahan," ujar Lambertus Tukan.
Soal & Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 11 SMA Halaman 116 : Menemukan Arti Kosakata dengan KBBI
Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 11 Hal 101: Apa arti kosakata 'Mantra' dengan menggunakan KBBI?