Laporan Wartawan Tribunnews.com, Alie Usman
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bagi Komite Normalisasi PSSI pimpinan Agum Gumelar, saat ini yang terpenting adalah bagaimana menyelenggarakan kongres memilih Ketua Umum, Wakil Ketua Umum, dan anggota Komite Eksekutif PSSI. Tidak lagi memungkinkan waktunya bagi Komite Normalisasi untuk membujuk rayu semua pihak agar tertib mengikuti aturan.
Plt Sekjen PSSI Joko Driyono bahkan sebelumnya telah menegaskan, konsentrasi Komite Normalisasi saat ini sudah memasuki tahap baru, bagaimana menggelar kongres agar sukses, biar Indonesia terlepas dari sanksi FIFA.
Soal adanya kekhawatiran kongres mendatang bakal kembali berjalan alot lantaran ada kelompok-kelompok tertentu yang belum bisa dirangkul Komite Normalisasi, menurut Joko Driyono, anggota Komite Normalisasi, bukan lagi ranah kewajiban mereka.
"Komite Normalisasi tidak dalam situasi merayu-rayu siapapun. Saat ini kami hanya menyosialisasikan terhadap semua bagaimana kongres, dan tata tertib peraturan kongres. Pendekatan itu masa lalu. Kami anggap saat ini sudah selesai," ujar Joko Driyono.
Pendekatan yang dimaksudkan Joko Driyono tersebut mengacu pada sikap sejumlah pemilik suara PSSI yang tetap ingin memperjuangkan nama George Toisutta-Arifin Panigoro menjadi kandidat Ketua Umum-Wakil Ketua Umum PSSI meskipun dilarang FIFA.
"Apa lagi yang harus diperdebatkan dan dibicarakan. Apapun pilihan mereka, nggak ada masalah. Kami tidak ingin kembali berlarut-larut terhadap hal yang sebetulnya sudah sangat konkrit. Sekarang mereka tinggal pilih, follow or not follow. Tidak ada pemaksaan," ujar Joko Driyono.