Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurfahmi Budiarto
TRIBUNNEWS.COM - Rivalitas panas Swiss dan Spanyol tidak hanya secara tim. Di partai final nanti, kompetisi antarindividu menjadi pemandangan indah, yang membuat pertarungan bakal berlangsung ketat, baik secara teknik maupun emosional seorang pemain yang tengah beranjak dewasa.
Paling ramai ditunggu adalah siapa yang akan menjadi top skor. Dua pemain yang berada di garis terdepan untuk mendapat gelar sepatu emas adalah bomber Spanyol Lopez Adrian dan penyerang Swiss, Admir Mehmedi.
Kans terbesar memang menjadi milik Adrian. Striker asal Deportivo La Coruna ini sudah mengemas lima gol.
Adapun Mehmedi yang sejatinya seorang gelandang serang, baru mengoleksi tiga gol. Namun segala kemungkinan masih bisa terjadi karena dukungan rekan-rekan mereka tergolong yahud.
Adrian berstatus striker oportunis, yang selalu beroperasi liat di depan gawang lawan. Pelayannya seperti Juan Mata, Iker Muniain, dan Thiago Alcantara sanggup memberikan bola-bola matang yang tinggal disosor.
Namun tak sekadar penyelesai, kadangkala pemilik nomor punggung tujuh ini menyisir sisi kiri, seperti layaknya David Villa di timnas senior. Sepakan jarak jauhnya sangat terukur.
Ia pun bisa beroperasi sendiri di lini depan tatkala Spanyol bermain dengan 4-3-2-1. Semua itu ditambah dengan pengalaman pria berusia 23 tahun ini di level klub.
Sementara tipikal sang pesaing, Mehmedi, lebih banyak sebagai gelandang serang. Ia berada di belakang Innocent Emeghara dan Granit Xhaka, cenderung sejajar dengan playmaker, Xherdan Shaqiri. Namun justru posisi itulah yang membuatnya punya banyak peluang untuk menjebol jala lawan.
"Saya tak pernah memikirkan itu, hal terpenting kami ada di final dan lolos ke Olimpiade, serta menuntaskan misi ini dengan gelar juara Eropa. Jika saya mendapat gelar top skor, itu bonus dan penambah semangat untuk memulai musim depan," tegas Adrian, yang tengah diincar Malaga, Sevilla, dan Villarreal setelah Deportivo terdegradasi.(*)