News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kongres PSSI

Komite Banding kok Tidak Diundang Komite Normalisasi, Sih!

Editor: Toni Bramantoro
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ahmad Riyadh

TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA- Ketua Komite Banding PSSI Ahmad Ridyadh tidak diundang pada Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI di Hotel The Sunan Solo, Sabtu (9/7), padahal Komite Banding merupakan salah satu perangkat yang penting dalam kepengurusan PSSI.

"Saya memang tidak mendapatkan undangan untuk menghadiri kongres dengan agenda utamanya pemilihan ketua umum, wakil ketua umum dan anggota Komite Eksekutif itu, itu. Saya sempat bertemu Pak Agum (Ketua Komite Normalisasi) di Solo tadi dan menanyakan hal ini. Pak Agum menjawab seharusnya diundang,” ungkap Ahmad Riyadh yang mewakili Pengprov PSSI Jatim itu.

Ketua Komite Normalisasi Agum Gumelar kepada Ahmad Riyadh menyarankan agar mengurusnya untuk melihat secara langsung proses pemilihan yang juga dihadiri delegasi dari FIFA, AFC dan AFF.

“Tadi sempat disuruh mengurus. Tapi kok saya sih yang harus mengurus kalau semestinya harus ada,” kata Ahmad Riyadh.

Ahmad Riyadh menjelaskan hingga saat ini pihaknya belum mengetahui alasan dengan pasti mengapa Komite Banding tidak diundang pada Kongres Luar Biasa dan justru orang-orang dari luar banyak yang diundang.

“Apa takut ya?” seloroh Ahmad Riyadh.

Seperti diketahui Komite Banding yang pembentukannya telah disetujui oleh FIFA terdiri dari tiga orang yaitu Ketua Ahmad Riyadh dan dua orang anggota yaitu Umuh Muctar dan Rio Dinamore.

Lembaga yang bertugas menyidangkan kasus bakal calon yang kurang puas dengan hasil keputusan Komite Pemilihan cukup menyita perhatian karena meloloskan pasangan George Toisutta-Arifin Panigoro yang sebelumnya ditolak FIFA.

Selanjutnya di Kongres PSSI Jakarta, 20 Mei lalu, pemilik suara mayoritas meminta menjelaskan di sidang. Hanya saja keinginan itu ditolak oleh Komite Normalisasi sehingga terjadi berdebatan yang mengakibatkan kongres “deadlock”.

Seharusnya Pimpinan Sidang Kongres saat itu, Agum Gumelar tidak serta merta langsun mengetokkan palu sidang yang mengakibatkan kongres berhenti.

"Seharusnya FIFA memberi sanksi kepada komite normalisasi yang menghentikan kongres secara sepihak," jelas perwakilan kelompok 78 saat itu sehari pasca kongres PSSI yang digelar di hotel Sultan tanggal 20 Mei 2011 lalu.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini