TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Timnas Pra Piala Dunia Indonesia sudah bersiap seratus persen menghadapi laga perdana babak kualifikasi III Grup E Zona Asia, Jumat (2/9/2011) malam waktu setempat. Pelbagai persiapan, baik teknis dan non-teknis Firman Utina dkk memasuki tahapan final.
Hanya saja, saat ini tim pelatih tengah fokus untuk memersiapkan mental para pemain. Hal ini bukan tanpa alasan, pasalnya timnas Iran bakal mendapat dukungan sekitar 100 ribu penonton, yang akan memadati stadion Azadi.
"Suasananya seperti Gelora Bung Karno, tapi kali ini anak-anak tidak akan mendapat dukungan, melainkan teriakan dan intimidasi. Berlaga di depan 100 ribu orang tentu tidak mudah," kata Liestiadi, Asisten Pelatih Timnas Indonesia, Selasa (30/8/2011).
Hal serupa juga pernah telontar dari mulut bek sayap Muhammad Ridwan. "Paling berat menghadapi Iran. Mereka punya suporter yang sangat fanatik dengan stadion besar. Sisi mental menjadi faktor utama yang harus kami pupuk," katanya.
Stadion Azadi, yang punya nama asli Sad-Hezar Nafari Stadium ini memang menjadi tempat yang paling menyeramkan bagi siapapun yang berhadapan dengan timnas Iran. Kandang bagi tim Liga Pro Iran, Persepolis F.C dan Esteghlal F.C ini terkenal sebagai stadion terbesar kelima di dunia, terbesar keempat di Asia dan paling besar di Timur Tengah.
Biasanya, barisan penonton tuan rumah melakukan teror dengan ragam cara. Rencana kehadiran puluhan suporter Indonesia, menjadi angin segar meski tetap saja bersifat minoritas.