News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Indonesia Premier League

Aksi Anarkis Persiraja Dilaporkan ke PT LPIS

Editor: Anwar Sadat Guna
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pemain Persiraja Banda Aceh, Imral Usman berebut bola dengan pemain PSMS Medan, Goran Ganchef pada pertandingan lanjutan kompetisi Indonesia Premier League (IPL) musim 2011/2012 di Stadion H Dimurthala, Lampineung, Banda Aceh, Sabtu (28/4) petang. Pertandingan itu berakhir dengan kemenangan Persiraja Banda Aceh 2-0.

Laporan Wartawan Tribun Medan

TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Kekalahan dua gol tanpa balas dari Persiraja Banda Aceh di Stadion H Dhimurtala Banda Aceh sangat menyesakkan bagi PSMS Medan.

Bukan hanya kehilangan poin tetapi harus dibayar mahal dengan luka parah yang dialami Jecky Pasarela dan Kiki Lussisanto. Keduanya mendapat perlakuan kasar saat laga berlangsung

Tandukan gelandang Stephen Nagbe Mennoh membuat pelipis gelandang PSMS Medan, Kiki Lussisanto pecah. Sedangkan Jecky Pasarela mengalami bibir dan gusi robek akibat disikut Andria.
Manajemen PSMS Medan IPL melayangkan protes keras kepada komisi wasit dan operator Indonesia Premier League (IPL), PT LPIS.

"Ya, kami laporkan rentetan kejadian yang dialami PSMS Medan berdasarkan pengakuan dan kesaksian ofisial dan pemain saat berlaga di Banda Aceh," ujar Manajer Tim, Doli Sinomba Siregar, Sabtu kemarin.

Dia berharap, kejadian tersebut tidak akan terulang lagi di pertandingan-pertandingan Persiraja berikutnya. "Kejadian itu sangat menodai sepakbola Indonesia, dan merugikan tim-tim yang bermain di sana," imbuhnya.

Doli juga menambahkan, laporan tersebut juga berisi lambatnya pihak panpel pertandingan Persiraja melakukan penanganan terhadap Jecky Pasarela dan Kiki Lussisanto.

Bahkan, pihak panpel Persiraja tidak mendampingi sekretaris tim PSMS Medan Heru Prawono yang membawa dua punggawa PSMS Medan ke rumah sakit Zainal Abidin Banda Aceh sebagai rujukan.

"Anehnya lagi, orang rumah sakit Zainal Abidin menolak melakukan perawatan pemain kami padahal sudah satu jam menunggu karena alasan tidak ada obat dan kemudian berganti beralasan takut tidak dibayar panpel Persiraja," ujar Heru Prawono.

Heru terpaksa membawa jecky dan Kiki ke rumah sakit Kesdam I/Iskandar Muda lantaran tidak ada perawatan di rumah sakit Zainal Abidin.

"Darah dari luka Kiki mengucur terus tanpa ada perawatan, begitu juga Jecky. Makanya kami segera pindah ke rumah sakit lain," papar Heru mengisahkan.

Sementara itu, Jecky yang sudah tiba di Medan pasca kejadian tersebut terpaksa harus makan bubur melalui sedotan lantaran perih jika harus membuka mulutnya.

"Tidak bisa buka mulut, perih. Makan saja harus bubur dan pakai sedotan," tulisnya melalui pesan singkat.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini