News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Liga Prima Indonesia

Ada Wasit Asing di Partai Penting IPL

Penulis: Toni Bramantoro
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi wasit asing

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - CEO PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) Widjajanto mengakui sempat muncul wacana penggunaan wasit asing untuk memimpin pertandingan Indonesian Premier League (IPL) yang dianggap krusial. Tapi itu hanya untuk wasit kepala, sementara para asisten wasit tetap dari Indonesia.

"Wasit asing hanya kita gunakan untuk high risk match, pertandingan yang krusial dan penuh risiko. Kita telah mengadakan komunikasi dengan PSSI untuk itu," kata Widjajanto jelang laga Persebaya vs Negeri Sembilan FA di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Sabtu (19/5/2012) malam.

Namun Widja--panggilan akrab pria lulusan FISIP Unair ini--buru-buru menegaskan bahwa urusan wasit bukan jadi kewenangan LPIS melainkan Komite Wasit PSSI. "Perlu diluruskan bahwa LPIS itu menerima wasit dari PSSI, istilahnya kami ini hanya pengguna," tegasnya.

Karena itu pihaknya tidak bisa memastikan berapa dan kapan wasit asing dimaksud akan tiba di Indonesia. "Yang jelas nanti akan ada transfer ilmu dari mereka kepada wasit-wasit lokal kita," sambung Widja.

Selain urusan wasit, ke depan LPIS juga berencana meningkatkan profesionalisme klub-klub peserta kompetisi IPL maupun Divisi Utama. Itu penting agar klub pelan-pelan mampu mandiri setelah tidak lagi disusui dana ABPD.

Widja mengakui transformasi klub yang didanai APBD menjadi profesional itu tidak mudah dan butuh waktu. "Apa yang kami lakukan ini baru langkah awal dan tentu saja belum sempurna. Tapi harus ada memulai. Inggris dan Jerman saja butuh waktu lumayan lama sebelum klub-klub mereka benar-benar profesional," terangnya.

Salah satu langkah yang akan diambil adalah memberi pelatihan manajemen pengelolaan finansial bagi klub-klub IPL dan DU.

"Masih banyak potensi klub yang selama ini belum digali secara maksimal, selain dari penjualan tiket. Misalnya menggandeng pebisnis atau industri lokal sebagai sponsor," jelasnya.

Yang tak kalah penting, ke depan klub harus pintar-pingar mengelola anggaran. Jangan lagi ada jor-joran mendatangkan pemain asing dengan kontrak miliaran. Belanja pemain harus disesuaikan dengan pendapatan klub.

"Itu yang jadi alasan mengapa di awal kompetisi kami sempat menawarkan pemberlakuan salary cup. Tapi ternyata itu ditolak oleh klub-klub," tuturnya. (IPL)

Baca juga:

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini