Laporan wartawan Tribun Jakarta, Deodatus S. Pradipto
TRIBUNNEWS.COM, LONDON - Sejak pertama kali dipertandingan di Olimpiade Atlanta 1996, sepak bola perempuan selalu menjadi sajian menarik. Atraksi kaum hawa saat mengolah bola di atas rumput hijau tidak kalah dengan kaum adam.
Olimpiade pun selalu memunculkan perempuan-perempuan hebat di cabang sepak bola. Dulu, Amerika Serikat pernah memiliki Mia Hamm, Jerman memiliki Birgit Prinz, dan Brasil saat ini memiliki Marta.
FIFA bahkan sudah lima kali berturut-turut menobatkan Marta sebagai Pemain Terbaik Dunia, sejak 2006 hingga 2010. Prestasi yang belum bisa disamai siapa pun sampai saat ini, bahkan pemain pria.menjadi
Berikut ini adalah calon-calon ratu yang bisa mengantikan dominasi mereka.
Alex Morgan (AS)
STRIKER berusia 23 tahun ini telah menunjukkan potensi besar di London. Dua gol dia sumbangkan saat menghantarkan The Yanks menang 4-2 di partai perdana penyisihan grup G. Morgan mulai merintis karier sejak di tim U-20 ketika berlaga di Piala Concacaf U-20 di Puebla, Meksiko 2008.
Di kejuaraan itu pula dia mencetak gol internasional pertamanya. Pemain Seattle Sounders ini kemudian menjadi andalan The Yanks di Piala Dunia U-20 2008 di Chile, mencetak total 4 gol di turnamen tersebut.
Golnya ke gawang Korea Utara dinobatkan sebagai gol terbaik di turnamen itu, sekaligus menjadi gol terbaik kedua versi FIFA tahun itu juga. Performanya yang bagus membuatnya meraih Sepatu Perunggu turnamen itu sebagai pencetak gol terbanyak ketiga dan Bola Perak turnamen itu sebagai pemain terbaik kedua setelah rekan setimnya, Sydney Leroux.
Dua tahun sukses di tim U-20, Morgan langsung meloncat ke tim senior. Tampil perdana pada Maret 2010, Morgan mencetak gol perdananya pada Oktober saat melawan Cina. Morgan kemudian mencetak gol krusial ke gawang Italia untuk memastikan tiket Piala Dunia 2011 ke Amerika Serikat.
Di Piala Dunia 2011, Morgan tercatat sebagai pemain termuda di dalam skuat The Yanks. Di Piala Dunia, Morgan menjebol gawang Perancis di menit 82 sehingga membuat AS unggul 3-1. Performa hebatnya besama The Yanks turut menghantarkan Morgan sebagai nominasi Atlet Muda tahun 2011 pada ESPY Award.
Homare Sawa (Jepang)
OLIMPIADE London menjadi ajang pembuktian gelar Pemain Terbaik Dunia versi FIFA yang diraih Sawa tahun lalu. Apalagi, Sawa adalah pematah dominasi Marta dalam meraih gelar tersebut. Meski usianya sudah 33 tahun, Sawa disebut sebagai pesepakbola wanita terbaik di Jepang saat ini. Selain itu, di London, Sawa adalah pemain paling senior di tim Jepang. Sawa sudah merasakan tampil di 5 Piala Dunia dan Olimpiade 1996, 2004, dan 2008. Tak pelak, Sawa mencetak rekor cap dengan 173 penampilan dan gol terbanyak bagi Jepang dengan 80 gol, termasuk hattrick di Piala Dunia 2011 ke gawang Meksiko. Di turnamen itu pula, Sawa menghantarkan Jepang meraih Piala Dunia untuk pertama kalinya.
Lotta Schelin (Swedia)
Posturnya yang tinggi, kuat, serta ketajamannya dalam urusan mencetak gol membuat Schelin kerap dibandingkan dengan kompatriotnya di tim putra, Zlatan Ibrahimovic. Padahal, pemilik hobi tenis meja dan snowboarding itu karirnya nyaris berhenti di usia remaja karena mengalami masalah dengan tulang belakangnya. Striker Olympique Lyon ini memulai debutnya bersama Blagult (Biru Kuning) sejak 2004. Pada Algarve Cup 2006, Schelin menjadi pemain kunci Swedia dan membawa timnya menempati posisi ke-tiga turnamen tersebut berkat gol tunggalnya ke gawang Perancis. Pada tahun itu juga, perempuan 28 tahun ini dinobatkan sebagai Striker Terbaik 2006. Penampilannya di tim nasional cukup mentereng, yakni 95 penampilan diiringi torehan 40 gol.
Eugenie Le Sommer (Perancis)
IA menjadi andalan Perancis sejak di U-17, U-19, dan U-20. Pemain Olympique Lyon ini merupakan gelandang kreatif andalan La Blues. Meski aslinya berperan sebagai playmaker, Le Sommer juga mahir ketika ditempatkan sebagai second striker. Perempuan 23 tahun ini pernah meraih Bola Perunggu di Piala Dunia U-20 2008. Di turnamen itu, Le Sommer menjadi top scorer tim dengan torehan 4 gol.
Debutnya di tim senior terjadi pada 2009. Penampilannya konsisten kemudian membuatnya dipilih pelatih Bruno Bini untuk bermain di Piala Eropa 2009, meskipun Le Sommer sama sekali tidak tampil di babak kualifikasi. Le Sommer kemudian menjawab kepercayaan Bini dengan tampil penuh di empat pertandingan Perancis di turnamen tersebut.
Christine Sinclair (Kanada)
PENYERANG 29 tahun ini telah 11 tahun berada di tim nasional Kanada dan tampil di tiga Piala Dunia (Amerika Serikat 2003, Cina 2007, dan Jerman 2011). Pemain New York Flash itu merupakan pemegang rekor penampilan dan gol di tim nasional Kanada, 136 gol dari 184 penampilan. Kapten tim itu pun mendominasi gelar Pemain Terbaik negaranya dengan torehan 7 kali, 2005 hingga 2011. Jika Marta meraih gelar Pemain Terbaik Dunia lima kali berturut-turut, Sinclair masuk nominasi tersebut lima kali berturut-turut sejak 2005 hingga 2010.
- Pemain Ini Merasa Dipaksa Keluar Liverpool
- Brendan Rodgers Beri Kesempatan Kedua untuk Aquilani
- Gara-Gara Internet, Pemuda Brasil akan Digaet Liverpool
- Charlie Adam Golnya tak Mampu Selamatkan Liverpool dari Roma
- James Bond Nonton Laga Liverpool vs AS Roma
- Rodgers: Jangan Kritik Andy Carroll, Dia Pemain Sempurna