Laporan Wartawan Tribun Jakarta, Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komite Penyelamat Sepakbola Indonesia (KPSI) menunggu pengesahan dari induk federasi sepakbola dunia (FIFA) terkait hasil Kongres Luar Biasa (KLB) Ancol 18 Maret 2012 dan Kongres Biasa Hotel Sultan Jakarta 10 Desember 2012.
"Kami sudah berkirim surat ke FIFA untuk melakukan pengesahan KLB Ancol dan Kongres Biasa di Hotel Sultan. Kalau disahkan oleh FIFA otomatis kita akan berkantor di kantor PSSI,"tutur Ketua KPSI, La Nyalla Mahmud Matalitti saat dihubungi, Selasa (11/12/2012).
Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI) menggelar kongres yang dimotori oleh empat anggota Komite Eksekutif (exco) yang dipecat oleh PSSI yaitu La Nyalla Mattalitti, Erwin Budiawan, Tony Apriliani, dan Roberto Rouw.
Pihak KPSI mengaku menjalankan kongres ini sebagai bentuk penghormatan kepada MOU antara PSSI dengan KPSI di di Kuala Lumpur, 7 Juni 2012.
Kongres yang digelar KPSI di Hotel Sultan pada 10 Desember 2012 menghasilkan lima keputusan. Salah satu hasil kongres tersebut adalah mengambil alih tanggung jawab organisasi, khususnya tentang finansial dan hukum sebagai bentuk tanggung jawab exco. Kemudian menjalankan roda organisasi dengan berkantor di PSSI Gelora Bung Karno, Senayan
Menurut La Nyalla Mahmud Matalitti, rencana itu sudah ada tetapi saat ini sedang menunggu pengesahan FIFA.
"Jadi terserah FIFA, kalau FIFA melakukan pengesahan malam ini ya kita berkantor di sana malam ini. Kalau FIFA membalas besok ya besok kita akan berkantor di sana,"ujarnya.
Mengenai pengesahan dua kongres itu oleh FIFA, La Nyalla mengatakan, dia saat ini sedang menunggu bagaimana langkah dari induk federasi sepakbola dunia.
Sikap yang diambil oleh KPSI untuk menempati kantor PSSI, disikapi oleh organisasi pimpinan Djohar Arifin Husin itu dengan meminta aparat keamanan untuk berjaga-jaga di Kantor PSSI.
Aparat Kepolisian dari Polsek Tanah Abang dibantu Polda Metro Jaya terlihat berjaga-jaga di depan kantor yang terletak di Pintu X-XI, lingkungan Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta.
Menyikap langkah yang diambil oleh PSSI itu, La Nyalla Mahmud Matalitti mengatakan, PSSI sendiri yang ketakutan kalau KPSI menempati kantor mereka. Lalu mereka meminta aparat kepolisian untuk berjaga-jaga.