News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik PSSI

Eksklusif dari Tokyo: Kalau Mau Pemain Diurus Baik, Gabung dengan PSSI

Editor: Widiyabuana Slay
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sekjen PSSI, Halim Mahfudz.

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo, Jepang

TRIBUNNEWS.COM - Ketua umum PSSI Djohar Arifin mengimbau kepada semua pihak, terutama para pemain sepakbola, pelatih dan klub agar tergabung ke dalam federasi sepakbola PSSI. jangan tergabung ke federasi lain di luar PSSI. Kalau tergabung ke PSSI, maka dapat terurus dengan baik dan apabila komplain tidak puas dengan PSSI dapat berlanjut ke FIFA untuk tingkat dunia.

"Namun apabila bergabung ke federasi atau liga sepakbola lain, ya tentu saja kita tak bisa apa-apa. Lha bukan dari kita dan kita tidak kenal, jadi ya kita tak bisa bantu apa-apa kalau ada pemain sepakbola yang tidak mendapat gaji dan sebagainya," jelasnya saat diwawancarai Tribunnews.com di Tokyo, Kamis (13/12/2012).

Dua pemain sepakbola asing, Camara Abdoulaye Sekou. pemain berpaspor Mali dari Persipro Probolinggo dan Masahiro Fukusana dari Bontang FC, hingga kini belum mendapat hak gajinya yang mencapai sekitar 500 juta-an Rupiah.

"Kami sangat menyesalkan kejadian ini dan sangat memprihatinkan.  Ini terjadi di kompetisi yang ilegal jadi kita tak bisa berbuat apa-apa. Kita tak bisa protek mereka karena bermain di kompetisi ilegal. Hal ini merupakan pelajaran sangat berharga bagi kita semua pemain sepakbola, pelatih dan klub sepakbola di Indonesia."

Meskipun demikian tambah Djohar, PSSI pernah mengurus seorang pemain sepabola dari Paraguay yang meninggal,  8 bulan gaji tidak dibayarkan, "Biar pak Sekjen yang menjelaskan."
 
Sekjen PSSI, Halim Mahfudz membenarkan hal tersebut, "PSSI tahu dia bukan bermain untuk PSSI. Tetapi dengan alasan moral, kita membantu pemain asing ini, yaitu Diego Mendieta dari Paraguay. Dia bahkan sampai tak mampu berobat ketika sakit. Lalu saat meninggal tak ada yang merawat . Kemudian kita turun tangan,  membantunya. Dia bermain di Solo," ungkapnya.

Pada saat meninggal dunia jenazah pemain itu  dirawat, dibuatkan misa bagi keluarganya dan dikirimkan ke Jakarta lalu dikirimkan ke Paraguay lewat transit tiga negara.

"Kami bantu itu semua dengan misa untuk keluarganya dan lain-lain, serta juga sudah memberitahu ke Federasi Sepakbola Paraguay supaya tenang saja karena semua sudah dibantu PSSI. Padahal dia tak bermain bagi PSSI," tekannya.

KAsus bermain di liga ilegal ini memang bermasalah bagi PSSI dan PSSI tak bisa menjangkau mereka karena mereka bermain di liga yang gelap, tekan nya lagi.

Sebagai pemain sepakbola profesional mestinya mereka semua sudah tahu akan keberadaan PSSI dan aturan FIFA, maka kalau bermain di Indonesia harus minta izin ke PSSI, dan PSSI akan mengeluarkan ITC=nya serupa yanng dikeluarkan dan otomatis terdaftar di FIFA pula, tambah Djauhar.

Jadi kehadiran dua pemain asing ke kantor PSSI tersebut, "Karena tak ada kaitan dengan PSSI, ya tentu tak bisa kita tanggapi."

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini